Saham adalah surat yang menjadi bukti seseorang memiliki bagian modal suatu perusahaan. Seseorang yang memiliki saham memiliki hak atas sebagian aset perusahaan. Sebagai contoh, jika perusahaan menerbitkan 1000 lembar saham dan seseorang memiliki 200 lembar saham di perusahaan tersebut, maka orang tersebut sebenarnya memiliki 20% kepemilikan aset di perusahaan tersebut. Pemegang saham mayoritas akan memiliki hak kendali atas suatu perusahaan.
Berinvestasi di pasar saham memiliki potensi keuntungan yang cukup besar jika memang mampu menguasainya. Investasi saham saat ini menjadi satu pilihan masyarakat terutama milenial yang baru ingin berinvestasi. Hal ini terlihat dari peningkatan investor milenial selama pandemi COVID-19.
Besarnya godaan untuk mulai berinvestasi saham dan meraup keuntungan menjadi pendorong banyaknya pertanyaan, “Saham apa yang bagus?”. Oleh karena itu, banyak pemula yang masih kesulitan dalam memilih saham mana saja yang berpotensi cuan.
Dalam investasi saham dikenal dengan istilah saham multibagger yang menggiurkan bagi investor karena bisa memberikan profit berkali-kali lipat. Hanya saja buat para investor pemula tentu masih kesulitan dalam memilih saham-saham multibagger tersebut.
Salah satu analisis mengatakan jika secara teknikal lalu mencermati peluang terjadinya recovery ekonomi maka kebanyakan saham di berbagai sektor berpotensi masuk dalam saham yang memiliki potensial untung tinggi.
Untuk meraih keuntungan dari saham multibagger, maka investor harus bersabar, sebab investasi tersebut adalah jangka panjang. Dengan begitu, kenaikan harga saham akan terealisasikan.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, ada tiga kriteria saham yang bisa dianalisis oleh investor pemula dalam membeli suatu saham, yaitu:
1. Saham yang Dikenal
Sebelum membeli saham suatu perusahaan, ada baiknya kita memilih perusahaan yang produk atau jasanya sudah sering kita gunakan keunggulannya adalah kita sebagai investor sudah tahu atau bahkan menyukai bisnis, produk, maupun jasanya, sehingga akan lebih memudahkan kita untuk mengikuti perkembangan bisnis dan keuangannya.
Sayangnya, hal ini sering dilupakan oleh investor pemula. Selain itu, memilih saham dengan cara seperti ini juga memiliki kelemahan, yaitu kinerjanya yang belum tentu terjamin karena semua tergantung dari kemampuan perusahaan tersebut dalam menjalankan bisnisnya dan ekspektasi investor lainnya terhadap prospek bsinisnya.
2. Saham yang Terkenal
Investor bisa memilih emiten dengan memilih perusahaan yanng memiliki reputasi baik di pasar sejak 5 hingga 20 tahun ke belakang. BIasanya perusahaan seperti ini memiliki kapitalisasi pasar dan likuiditas yang besar sehingga telah menjadi konstituen di beberapa indeks LQ45, JII, IDX30, dan variannya.
Keunggulan dari perusahaan seperti ini adalah sudah terbukti memiliki keberlangsungan usaha dan kinerja keuangan yang bagus dalam jangka panjang. Namun, karena reputasi ini biasanya harga dan valuasinya cenderung sudah terlalu tinggi sehingga sulit dijangkau oleh investor pemula yang memiliki dana terbatas.
3. Saham dengan Fundamental Bagus & Harga Murah
Investor juga bisa mencari perusahaan yang memiliki fundamental yang baik, serta prospek bisnis yang menjanjikan. Selain itu, jika dilihat kondisi keuangannya juga dalam kondisi yang baik, namun masih belum banyak investor yang mengetahuinya. Perusahaan seperti ini biasanya harga dan valuasinya cenderung masih rendah dan memiliki potensi imbal hasil yang cukup tinggi.
Saham seperti inilah yang paling ideal untuk dimiliki, khususnya oleh investor pemula. Namun, tentunya untuk mendapatkan saham-saham yang seperti ini dibutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra untuk memelajari bisnis dan keuangannya secara mendalam. Hasilnya pun tidak jarang baru terasa setelah beberapa lama kita berinvestasi.
Saham dengan 3 Kriteria di Atas
Berikut ini contoh saham yang masuk ke dalam salah satu kriteria di atas, yaitu:
BBCA
Jika kamu pemula di dunia saham pasti tidak asing dengan BBCA atau saham Bank Central Asia (BCA). BCA sendiri merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. BCA tentu memiliki reputasi baik dan memiliki ROA atau Return On Asset yang paling tinggi dibandingkan dengan bank lain. Di bulan Mei 2021, harga saham BBCA sudah mencapai di atas Rp 30-an per lembarnya.
TLKM
Telkom Indonesia tentu juga menjadi andalan dalam golongan saham blue chip karena cukup memiliki laba bersih dari tahun ke tahun. Melihat kondisi ekonomi yang sedang naik turun, kondisi saham Telkom cenderung stabil.
Telkom sendiri merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi yang besar dan umumnya dijadikan pilihan untuk diburu para investor saham sebagai investasi jangka panjang.
BBRI
Saham perbankan lain adalah BBRI atau Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saham BRI ini lumayan jadi saham buruan para investor karena harga per lembar saham yang murah. Saat ini harga per lembar saham BRI ada di sekitaran harga Rp 4 ribuan. Salah satu yang memengaruhi kinerja saham BRI adalah komitmen yang kuat pada UMKM dan rakyat kecil. Fundamental BBRI dapat dikatakan cukup baik untuk kamu jadikan pilihan saham blue chip.
UNVR
Unilever adalah perusahaan consumer goods yang tidak asing bagi kita karena produknya yang terkenal dan banyak digunakan oleh masyarakat. Tingginya ROE Unilever mampu menunjukkan bahwa Unilever bisa menghasilkan laba secara rutin yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham. Saham UNVR dapat dijadikan untuk pilihan investasi jangka panjang karena memiliki fundamental yang baik.
ICBP
Kamu pasti familiar dengan produk-produk Indofood. ICBP merupakan saham PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Pertumbuhan ICBP terus mengalami peningkatan yang cukup baik dari tahun ke tahun. Saham ICBP dapat dijadikan pilihan saham untuk kamu investasi karena memiliki produk yang terbukti berkualitas. Bisa juga untuk investasi jangka panjang karena ICBP mampu menghasilkan ROE hingga 25% dan ROA sebesar 13,7%. Lumayan jauh di atas rata-rata saham perusahaan khusus produsen makanan.
PGAS
Perusahaan Gas Negara atau PGAS ini milik BUMN Indonesia yang bergerak di bidang distribusi gas bumi. Performa PGAS lumayan baik dan harga per lembar sahamnya pun tergolong murah. Di bulan Februari 2022, harga per lembar saham PGAS mencapai di angka Rp 1.400-an. Di tahun 2021, berada di harga Rp 1.200-an, sedangkan di tahun 2019, PGAS dibanderol dengan harga Rp 600-an.
ASII
ASII atau PT. Astra Internasional Tbk, juga tergolong saham blue chip. ASII sendiri memiliki beberapa lini bisnis seperti otomotif, jasa keuangan, teknologi informasi, alat berat, infrastruktur dan logistik. Dengan beberapa bisnis milik Astra ini memang layak menjadi salah satu pilihan saham untuk dikoleksi. DI tengah pandemi ini, saham Astra masih tergolong murah dan tentu saja memiliki fundamental baik.
BBNI
BBNI atau Bank Negara Indonesia (BNI) adalah salah satu perbankan milik BUMN yang didiirikan pada tahun 1946. Perusahaan milik BUMN ini juga memiliiki anak perusahaan yang bergerak di beberapa bidang penting seperti keuangan, asuransi, dan sekuritas. BBNI dapat dijadikan pilihan investasi saham untuk jangka panjang.
UNTR
United Tractors Tbk adalah salah satu perusahaan distributor alat berat yang cukup terkenal di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang usaha seperti kontraktor pertambangan dan konstruksi khusus sipil, emas, dan batu bara. JIka kamu pernah mendengar produk seperti Komatsu, Tadano, Bomag. Produk itu merupakan produk ternama yang didistribusikan oleh United Tractors. Pada akhir Juni 2020 lalu, tercatat laba bersih pendapatan UNTR adalah Rp 75 triliun-an.
ANTM
Saham berikut yang masih bergerak di bidang penambangan, eksplorasi, dan pemasaran sumber daya mineral adalah Aneka Tambang Tbk. Antam memiliki beberapa komoditas andalan yang diperdagangkan seperti nikel, emas, perak, dan bauksit. Saat ini memang harga saham sedang naik turun dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara yang kurang stabil karena pandemi. Namun secara fundamental, ANTM adalah pilihan saham yang baik untuk diinvestasikan.
MYOR
Kamu pasti familiar dengan produk dari PT. Mayora Indah Tbk. Perusahaan ini dikenal dengan produk-produk ternama seperti Energen, Torabika, Kopiko, AStor, dan lainnya. Saham Mayora memang sempat mengalami jatuh bangun. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih di tengah masa pandemi ini. namun, fundamental saham MYOR cukup baik sebagai perusahaan consumer goods, saham ini dapat dijadikan pilihan untuk berinvestasi.
ADRO
Harga batubara internasional makin melejit. Harga batubara untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 di Ice Newcastle misalnya meningkat 0.68% menjadi $141,00/metrik ton. Malah pernah mencapai rekor $143/metrik ton.
Kalangan analis mencermati prospek emiten batubara masih dapat menguat, termasuk PT Adaro Energy dengan kode saham ADRO. ADRO adalah salah satu perusahaan lama yang bergerak di bidang pertambangan ini. Perusahaan ini sudah ada sejak tahun 1970-an sehingga pengalaman perusahaan ini dalam mengatasi krisis sudah cukup terbukti.
Dengan memiliki pengalaman serta performa keuangan yang kian membaik di tengah pandemi, amaka tidak heran jika saham ADRO sejak pertengahan Spetember 2021 naik cukup tajam. Meskipun demikian, kamu masih bisa membeli saham blue chip ini dengan harga Rp 230 ribuan per lot.
Karena merupakan perusahaan tambang berstatus blue chip yang memiliki reputasi internasional baik, ADRO sering dianggap sebagai saham pertambangan terbaik yang bisa masuk dalam koleksi investasi saham bagi pemula.
Daftar di atas adalah beberapa saham yang bisa kamu beli selaku pemula. Namun demikian, penting kiranya bagi kamu untuk tetap memperhitungkan aspek fundamental dan teknikal saham terkait termasuk isu-isu ekonomi yang bisa memengaruhi kinerja keuangan perusahaan terkait.