3 Langkah Mengatasi Anxiety yang Perlu Kamu Tahu

0

Dalam situasi tertentu, pernahkah kamu merasakan anxiety atau kecemasan? Misalnya, ketika berada di tengah orang banyak, atau situasi yang mengharuskanmu untuk bersosialisasi setelah sekian lama berada di rumah saja?

Menurut Chloe Carmichael Ph.D. di PsychologyToday, normal saja jika kamu merasakan adanya kecemasan untuk bersosialisi, apalagi setelah masa karantina. Dan pada sebuah pengalaman yang menyebabkan traumatis seperti masa pandemi, orang sering memutar kembali perasaan mereka pada saat mengalaminya yang membuatnya semakin cemas. Untungnya, ada cara yang akan sangat membantumu mengatasi kecemasan seperti, men-scan tanda-tanda penerimaan diri terhadap siatuasi, memperbarui pandangan terhadap dunia di tahap pandemi ini, dan menormalkan beberapa kecemasan.

Nah, karena itu keterampilan sosial yang kamu miliki mungkin perlu ditingkatkan, jadi cobalah tips sederhana ini untuk membantu meredakan kecemasan itu. Chloe telah mengemas beberapa langkahnya ke dalam akronim S.U.N. untuk membantumu mengatasinya. Berikut ini 3 langkah mengatasi anxiety yang perlu kamu tahu:

ads by posciety

S—Scan. Saat kamu memasuki ruangan atau situasi yang penuh dengan orang, wajar jika kamu tiba-tiba merasa sedikit gelisah, karena mungkin kamu sudah lama tidak membiasakan diri untuk berada di tengah lingkungan sosial (yang mana berbeda halnya ketika kamu sendirian atau di rumah saja). Untuk membantu mencegah monolog kecemasan dalam dirimu mengambil alih pikiranmu, coba scan atau perhatikan “lima tanda penerimaan sosial” dari orang yang kamu ajak bicara. Tanda-tanda ini bisa berupa apa saja, mulai dari senyum ramah, bahasa tubuh terbuka, hingga “halo” sederhana atau bahkan hanya kontak mata. Tantangan ini sebenarnya sederhana, tetapi mencari tanda-tanda penerimaan sosial akan melatih otakmu untuk fokus pada hubungan dengan orang lain daripada monolog kecemasan di dalam dirimu sendiri.

U—Update. Banyak dari kita masih memiliki kesan lama tentang COVID yang terjadi lebih dari setahun yang lalu ketika semua ini dimulai. Kita telah mengalami banyak masalah dan menciptakan kekhawatiran dalam hidup dengan banyak ketakutan lainnya.

Namun, kabar baiknya adalah jika kamu seseorang yang kebetulan membaca postingan ini, kemungkinan sekarang kamu sekarang sudah bisa melakukan vaksin, mendapatkan informasi pembaruan di dunia medis terkait obat-obatan yang tepat untuk saat ini, dan rantai kebutuhan pokok yang sebagian besar telah mulai dinormalisasi.

Kita berada dalam situasi baru, dan kita perlu memperbarui pandangan kita secara mental tentang apa itu COVID, karena banyak dari kita masih meresponsnya secara mental dan emosional dengan cara yang sama seperti yang kita lakukan setahun yang lalu ketika kita “mengunci diri” di rumah. Kita perlu secara sadar memperbarui diri kita sendiri bahwa ini adalah hari yang baru. Jadi, tetap semangat!

N—Normalisasikan dalam pikiranmu bahwa mengalami beberapa kecemasan sebenarnya tidak apa-apa. Karena fungsi kecemasan yang sehat adalah untuk merangsang perilaku persiapan, dan dalam frekuensi tertentu itu berarti kita peduli dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Jadi, cobalah untuk tidak langsung menganggap kecemasan sebagai sesuatu hal yang buruk, melainkan sebagai sesuatu yang dapat membantu mempersiapkan dan melindungi dirimu, jika kamu tahu cara mengaturnya dengan benar. Misalnya, seseorang tanpa kecemasan sama sekali mungkin tidak berpikir ke depan untuk mempersiapkan situasi dimana dia harus waspada dan mempersiapkan diri (padahal ini hampir tidak dapat dihindari), yang dapat muncul kapan saja diluar prediksinya.

Intinya, jangan biarkan kecemasan biasa berkembang biak dan berubah menjadi “kecemasan diatas kecemasan.” Kenali bahwa tingkat kecemasan tertentu adalah normal dan kemungkinan akan berkurang seiring waktu saat kamu mulai melanjutkan rutinitas normalmu.

Kesimpulan

Itulah 3 langkah mengatasi anxiety yang perlu kamu tahu. Langkah lain termasuk mencoba bernapas dalam-dalam, mengajak seorang teman untuk menemanimu saat sedang jalan-jalan dan tentu saja, ketahuilah bahwa terapis selalu tersedia jika kamu merasa membutuhkan lebih banyak dukungan dalam hal ini.

Karena terkadang ketika situasi yang buruk mulai berakhir, kita tiba-tiba akan merasakan lagi awal dari peristiwa buruk yang menyebabkan trauma itu. Jadi, sangat normal jika kamu merasa perlu istirahat yang ekstra untuk memproses “tahap penutupan” dari peristiwa besar apapun dan sebenarnya cara ini patut diperhitungkan. Semoga kita dapat melalui masa-masa ini dengan penuh harapan, dan semoga informasi ini bermanfaat!

Berikan Komentar

Website ini menggunakan cookie untuk pengalaman yang lebih baik Setuju & Tutup Selengkapnya