5 Tantangan Sosial yang Dihadapi Remaja Generasi Saat Ini

0

Apa saja tantangan sosial yang sedang dihadapi oleh remaja hari ini? Dilansir dari verywellmind, dengan adanya kemajuan teknologi berarti remaja saat ini menghadapi masalah yang belum pernah dialami oleh generasi sebelumnya. Meski beberapa masalah tidak sepenuhnya baru, media elektronik telah mengubah atau memperkuat beberapa tantangan yang dihadapi kaum muda.

Prevalensi komunikasi digital telah mengubah cara remaja berinteraksi dengan teman sebaya dan kehidupan romantis mereka. Karena itu, banyak remaja tidak memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang penting seperti, mengetahui cara memahami isyarat sosial. Banyak dari disfungsi ini dapat dikaitkan dengan penggunaan teknologi yang berlebihan.

Agar lebih jelasnya, mari kita baca pemaparan berikut ini tentang 5 tantangan sosial yang dihadapi remaja hari ini:

ads by posciety

1. Depresi

Menurut The National Institute of Mental Health, diperkirakan 3,2 juta remaja di Amerika Serikat memiliki setidaknya satu episode depresi berat pada tahun 2017. Itu berarti sekitar 13% remaja generasi sekarang mungkin mengalami depresi sebelum mencapai usia dewasa.

Sebuah analisis oleh Pew Research Center melaporkan bahwa tingkat depresi tumbuh di kalangan remaja, terutama pada anak perempuan, selama dekade sebelumnya ketika sekitar 8% remaja dilaporkan mengalami depresi pada tahun 2007. Beberapa peneliti menyalahkan teknologi yang memperparah masalah kesehatan mental.

Menghabiskan terlalu banyak waktu di perangkat elektronik dapat mencegah remaja dan kaum muda melakukan aktivitas tatap muka dengan teman sebayanya seperti olahraga, yang dapat membantu menangkal depresi. Mereka juga mengalami kondisi baru seperti “takut ketinggalan” atau FOMO (fear of missing out), yang selanjutnya menyebabkan perasaan kesepian dan mengisolasi diri.

2. Bullying

Menurut Pusat Statistik Pendidikan Nasional Amerika, sekitar 20% remaja di AS mengalami bullying pada tahun 2017. Salah satu penjelasan yang dikutip dari penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan media sosial oleh remaja, yang membuat bullying menjadi lebih umum dan meluas. Faktanya, cyberbullying telah menggantikan bullying sebagai jenis pelecehan umum yang dialami remaja.

Bicaralah dengan temanmu yang dapat dipercaya jika kamu mengalami bullying semacam ini. Atau jika temanmu yang mengalaminya, maka ingatkan dia bahwa meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan menunjukkan keberanian. Karena berbicara tentang bagaimana seseorang telah mempermalukan dirinya bukanlah topik yang mudah. Tetapi akan lebih sulit jika dia memendamnya sendirian, daripada meminta tolong untuk menemukan jalan keluar.

3. Masalah Akademik

Masalah putus sekolah telah meningkat di banyak Negara karena berbagai faktor yang dialami siswa. Seorang putus sekolah menengah kemungkinan akan mendapatkan penghasilan lebih sedikit selama hidupnya jika dibandingkan dengan lulusan sekolah menengah, yang dapat memiliki dampak signifikan pada masa depan anak muda.

Tapi, bukan lagi hanya “remaja bermasalah” yang putus sekolah. Beberapa remaja merasakan begitu banyak tekanan untuk masuk ke perguruan tinggi yang bagus sehingga mereka kehabisan tenaga sebelum lulus dari sekolah menengah. Oleh karena itu orangtua diharapkan terlibat dalam pendidikan anak remajanya. Memberikan dukungan dan bimbingan untuk membantunya jika sedang menghadapi masalah.

4. Tekanan Pertemanan

Meskipun tekanan teman sebaya bukanlah masalah baru, media sosial membawanya ke tingkat yang benar-benar baru. Sexting, misalnya, adalah penyebab utama kekhawatiran karena banyak remaja tidak memahami konsekuensi seumur hidup dari berbagi foto eksplisit dalam kehidupan mereka. Tetapi berbagi foto yang tidak pantas bukanlah satu-satunya hal yang ditekankan oleh anak-anak remaja.

Semakin banyak anak-anak yang ditekan untuk hal-hal eksplisit, menggunakan narkoba, dan bahkan menindas anak-anak lain. Di sini, sekali lagi, peran orangtua sangatlah penting. Agar anak remajanya tidak menjadi korban tekanan teman sebaya, beri mereka keterampilan untuk membuat pilihan yang sehat, dan untuk melawan tekanan teman sebaya. Juga, bicarakan dengan mereka tentang apa yang harus dilakukan jika mereka melakukan kesalahan.

Karena terkadang, anak remaja dapat membuat pilihan yang buruk dan mungkin terlalu takut untuk mencari bantuan. Untuk memastikan mereka tidak takut untuk datang kepada orangtuanya ketika mereka melakukan kesalahan, maka sedari awal tunjukkan bahwa orangtuanya dapat mendengarkan tanpa menghakimi atau bereaksi berlebihan, dan sebagai gantinya menemukan cara yang sehat bagi mereka untuk menebus kesalahan dan melanjutkan hidup yang lebih baik.

5. Media sosial

Facebook, Instagram, dan Twitter bisa menjadi cara yang bagus bagi para remaja untuk terhubung satu sama lain; tetapi media sosial dapat menjadi masalah karena beberapa alasan. Misalnya, media sosial dapat mengekspos anak remaja ke cyberbullying, human trafficing, dan banyak lagi. Dan, meskipun ada beberapa manfaat dari media sosial, ada banyak risikonya juga.

Media sosial dapat berdampak negatif pada persahabatan dan mengubah cara remaja bersosialisasi. Bahkan dapat berdampak pada kesehatan mental mereka. Namun, apa pun tindakan pencegahan yang diambil, remaja masih cenderung terpapar pada orang yang tidak baik, gambar yang tidak sehat, dan konten seksual online.


Setelah mengetahui 5 tantangan sosial yang dihadapi remaja hari ini, memang kita sadari bahwa tantangan ini sangat berbeda dengan zaman-zaman sebelumnya. Dengan akses internet yang semakin bebas, dunia yang semakin luas, dan resiko yang semakin tinggi, maka penting bagi orangtua untuk mendampingi anak remajanya. Apalagi untuk anak muda tidak kalah penting untuk menjaga dirinya dari berbagai resiko yang, tentu, menyangkut masa depannya.

Berikan Komentar

Website ini menggunakan cookie untuk pengalaman yang lebih baik Setuju & Tutup Selengkapnya