Aksi Pembantaian Terhadap Muslim Usai Solat Jumat di Selandia Baru, Mulai dari Hello Brother, Aksi Heroik, Sampai Bocah 3 Tahun Ditembaki Tanpa Ampun

0

Sebuah insiden yang sangat mencengangkan terjadi di New Zealand, karena setidaknya 50 orang tewas dan beberapa orang mengalami luka-luka akibat penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood Christchurch, New Zealand pada tanggal 15 Maret 2019. Hampir seluruh dunia gempar akibat kasus ini, tidak hanya menembaki secara brutal para jemaah tetapi juga pelaku melakukan siaran langsung selama 17 menit yang tersambung ke jejaring social “Facebook” saat melancarkan aksinya.

Hari itu mungkin akan menjadi hari yang tidak akan pernah terlupakan sebagai sejarah kelam di New Zealand. Tersangka inilah yang bertanggung jawab atas teror yang sangat mengerikan selama kurang lebih 35 menit di dua Masjid di New Zealand. Setelah kejadian penembakan, orang-orang diperingatkan oleh kepolisiaan untuk menjauhi daerah Deans Avanue, serta mereka yang berada di dalam rumah diperingkatkan untuk tetap di dalam rumah dan tidak keluar rumah hingga diinstruksikan oleh kepolisian setempat.

Tersangka diidentifikasi bernama Brenton Tarran,seorang pria berumur 28 tahun ini ternyata berasal dari Australia. Tidak perlu waktu lama, pada hari itu juga kepolisian New Zealand langsung meringkus pelaku dan beberapa orang yang diduga merupakan orang yang terkait dalam insiden penembakan ini.

Perdana Menteri Australia “Scott Morison” membenarkan bahwa Brenton Tarrant yang menjadi dalang dari kasus penembakan ini adalah warganya. Morison mengatakan bahwa pelaku sebagai teroris ekstrimis. Pada keesokannya Brendon Tarrant langsung diadili, Brendon didakwa dengan tuduhan pembunuhan. Dia juga disebut tidak meminta jaminan dan ditahan sampai persidangan lanjutan pada tanggal 5 April 2019.

Dikabarkan oleh Kedutaan Besar Indonesia, ada 6 WNI yang berada di dalam Masjid Al Noor pada saat kejadian, 5 orang sudah melaporkan ke KBRI, ada yang dalam keadaan sehat ada juga yang terluka akibat penyerangan tersebut. Korban WNI yang terluka merupakan ayah dan anak yaitu Zulfirmansyah dan Mohammad Rais. Ada 1 WNI yang dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 16 Maret 2019, yaitu Muhammad Abdul Hamid, kabar ini datang dari pengurus Masjid Al Noor pada tanggal 16 Maret 2019 sore seperti yang dilansir oleh detikcom.

Motif penembakan ini bisa jadi adalah kasus balas dendam akibat kasus serangan terorisme yang menewaskan seorang gadis di Swedia dalam serangan teror Stockholm pada 2017, menurut lama The Local melaporkan seorang teroris yang ditahan mengatakan hal tersebut. Teroris itu disebut-sebut tergabung dalam kelompok ekstrimis sayap kanan dan telah merencanakan serangan ini sejak 2 tahun lalu. Dokumen setebal lebih dari 70 halaman yang dikutip oleh media Australia dipenuhi dengan refensi White Power, menyebut sebagai imigran adalah ‘penjajah asing’ dan menggambarkan serangan itu sebagai upaya “menciptakan suasana ketakutan”.

Reaksi Dunia Terhadap Kasus Penembakan di New Zealand (Erdoğan, India, Pakistan)

Tentu saja kasus ini langsung membuat geram warga muslim hampir di seluruh dunia. Tidak hanya warga muslim, bahkan warga non-muslim pun ikut mengutuk pelaku atas kejadian ini. Bahkan di India dan Pakistan, warga turun kejalan setelah sholat jumat sebagai aksi protes terhadap kasus penembakan di New Zealand.

gambar 1 - india pakistan protes penembakkan new zealand
img: Dawn

Hampir di setiap negara muslim, melakukan doa bersama untuk korban di New Zealand, mengutuk serangan yang terjadi disana. Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mendesak Pemerintah New Zealand untuk segera memberikan keadilan pada korban serangan di 2 Masjid di kota Christcrunch, New Zealand.

Cuitan Erdoğan di Twitternya jelas memperlihatkan kekesalan dan kesedihannya, mengutuk serangan yang terjadi pada waktu sholat jumat, “Saya mengutuk keras serangan teror terhadap Masjid Al Noor dan Linwood di Newzealand serta jemaah muslim disana, semoga Allah mengampuni para korban dan memberikan pemulihan cepat kepada korban yang terluka”.

Erdoğan juga sangat mengecam atas terjadinya kasus penembakan yang menargetkan Muslim di New Zealand. Erdoğan berpendapat bahwa kasus ini dapat membangkitkan ‘islamofobia’ atau fobia terhadap warga muslim di dunia bagi masyarakat awam.

Kasus ini juga mungkin serangkaian serangan jangka panjang yang mungkin tidak hanya menyerang New Zealand saja, bahkan bisa sampai menyerang negara-negara muslim lainnya seperti Turki, ujar Erdoğan.

Siapakah Brenton Tarrant?

Brenton Tarrant merupakan pelaku penambakan sadis yang terjadi di 2 Masjid di Christchurch. Brenton melancarkan tembakannya sebanyak 205 kali dan membunuh sekitar 50 orang dan melukai puluhan orang lainnya dengan menggunakan 4 senjata berbeda.

Tarrant dalam akun facebooknya mengungkapkan bahwa dia hanya orang kulit putih biasa dan lahir dari keluarga biasa dan berpenghasilan rendah. “Keluarga saya merupakan campuran orang Skotlandia, Irlandia dan Inggris. Saya punya pengalaman masa kecil yang biasa saja. Saya tidak terlalu berminat terhadap pendidikan selama sekolah, hampir tak mencapai nilai kelulusan“, tulis Tarrant.

Dia juga menulis telah merencanakan serangan tersebut untuk membalas “ribuan kematian” yang disebabkan oleh penjajah asing. Tarrant merupakan teroris ekstrimis sayap kanan yang mungkin mempunyai komplotan besar lainnya yang bisa mengancam dunia.

Menurut nenek Tarrant, Tarrant adalah seseorang yang baik hati. Joyce Tarrant mengaku sangat syok dengan apa yang terjadi, dia berkata bahwa Tarrant sering mengunjungi mereka dan orang yang baik juga ramah.

Tarrant juga merupakan seorang pelatih di salah satu pusat kebugaran di kota asalnya. Brenton Tarrant diketahui mulai memahami paham ekstrimis setelah kematian ayahnya, setelah itu Tarrant diketahui memulai perjalanan berkeliling dunia yang disebut-sebut menguatkan pandangan ekstrimisnya. Brenton Tarrant juga memiliki senjata api yang dipakai untuk menyerang jemaah itu secara legal yang disampaikan oleh PM Adern. Izin kepemilikan senjata itu didapatkan Tarrant sejak November 2017.

Beberapa Korban Penembakan di Masjid Al Noor

Daoud Nabi

gambar 2 - daoud nabi hello brother
img: Mothership

Ada peristiwa yang sangat menyentuh saat terjadi penembakan akan terjadi, ketika pelaku akan masuk kedalam masjid untuk melakukan aksi kejinya, seseorang bernama Daoud Nabi 71 tahun yang berdiri di dekat pintu masuk masjid sempat menyapa pelaku dengan sapaan “Hello Brother”, beliau tewas saat mencoba menyelamatkan seseorang dari terjangan peluru brutal.

Naeem Rashid

gambar 3 - penembakkan naeem rashid new zealand
img: Google

Saat penembakan brutal terjadi, Naeem melihat anaknya tertembak dan terbunuh, ia melihat di sekelilingnya pria dan wanita juga terbunuh, akhirnya ia menerjang teroris tersebut dan akhirnya tertembak juga. Naeem Rashid akan dikenang sebagai pahlawan dalam peristiwa ini.

Muca Abdi

gambar 4 - muca abadi korban anak penembakkan new zealand
img: Mamamia

Muca Abdi adalah korban pembunuhan yang dilakukan teroris di Christchurch, dan dia adalah korban paling muda diantara 49 korban lainnya yaitu masih berumur 3 tahun.

Khaled Mustafa

Khaled Mustafa adalah pengungsi dari Syriah karena ISIS dan perang Syria bersama keluarganya mengungsi dan memulai hidup baru di New Zealand. Dia tewas tertembak saat berdoa, dia mengungsi untuk menghindari perang dan teroris, akan tetapi Allah berkata lain Khaled tetap tewas tertembak oleh seorang teroris.

Ara Parvin

Ara Parvin 42 tahun ini tinggal di New Zealand bersama suaminya sejak mengungsi dari Bangladesh pada tahun 1994. Tahun lalu sang suami Farid jatuh sakit dan harus menggunakan kursi roda. Pada hari jumat itu, teroris tersebut sudah membidik Farid akan tetapi Ara Parvin melompat kedepan Farid dan akhirnya tertembak. Farid selamat, Ara pun tewas.

Artikel Lainnya
Berikan Komentar

Website ini menggunakan cookie untuk pengalaman yang lebih baik Setuju & Tutup Selengkapnya