Allah Pertama Kali Sebut Manusia Sebagai “Khalifah” Sebelum “An-Nas”, Siapkah Anda Menjadi Khalifah?

0

Ketika kita membuka Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30, faktanya bahwa manusia adalah khalifah. Karena ayat ini memiliki makna yang spesifik merujuk langsung kepada makhluk selain malaikat, jin, dan setan yang ternyata ialah Manusia.

Dalam hal ini, Allah SWT langsung menggunakan kata Khalifah terlebih dahulu daripada kata Al-Insan, An-Nas, Al-Basyar, ataupun Al-Ins (yang artinya manusia). Secara Implisit Allah SWT telah memuliakan manusia dengan gelar khusus yakni Khalifah. Pada kamus Arab-Indonesia kata ini sering diartikan sebagai “Pemimpin” atau seorang yang memiliki otoritas dan kuasa tersendiri.

Dalam konteks leadership, hakikatnya kekhalifahan manusia adalah sub dari kekhalifahan Allah atas alam jagad raya ini. Maka tidak salah kalau ada yang mengatakan bahwa manusia adalah agen positif dari Allah SWT. Maka ketika mengetahui bahwa manusia adalah seorang Khalifah di muka bumi ini,  kemudian apa yang akan kita persembahkan sebagai seorang pemimpin terpilih?

ads by posciety

Walau kita berpikir bahwa diri ini tak pantas untuk menjadi seorang pemimpin karena masa lalu yang sangat kelam atau apapun itu. Tetap saja kita harus mempersembahkan yang terbaik. Maka, jangan sekali-kali menengok kebelakang tapi teruslah bervisi kedepan untuk mencapai perubahan di masa depan.

Untuk menggenggam sebuah perubahan dan siap dengan suatu kepemimpinan, maka lakukanlah hal-hal berikut ini:

  • Ambil hikmah dari masa lalu

  • Jangan pernah menengok kebelakang

  • Lakukan aktifitas yang positive

  • Insyaf dan bertobatlah atas dosa dan maksiat yang pernah dilakukan

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah pasti akan menerima tobat seorang hamba selama ruhnya belum sampai ditenggorokan”, – HR. Tirmidzi.

Sebuah perubahan hukumnya wajib bagi seorang manusia, karena pada dasarnya manusia hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya.

Menurut seorang fashion designer bernama Coco Chanel mengatakan “In order tobe irreplaceable, one must always be different” (agar menjadi seorang yang tak tergantikan, salah satu caranya adalah dengan selalu tampil beda).

Bahkan, Hasan Al-Basri mengatakan “Dunia ini hanya terdiri dari tiga hari: Kemarin, ia telah pergi bersama yang menyertainya. Besok, engkau mungkin saja tidak menemuinya. Hari ini, itulah yang engkau punya, jadi ber’amal lah disana”.

Maka,  apalagi yang akan kita tunggu kawan?

Mari merubah diri untuk perubahan demi menggenggam amanat dari sebuah kepemimpinan. Ketahuilah, seorang penulis asal Skotlandia, Samuel Smiles mengatakan “Mulailah menanam gagasan, maka kamu akan memetik tindakan. Kemudian tanamlah tindakan, maka kamu akan memetik kebiasaan. Selanjutnya, tanamlah kebiasaan, maka kamu akan memetik watak. Dan tanamlah watak, maka kamu akan memetik nasib”.

Kita harus ingat selalu bahwa kepemimpinan ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan penguasa alam jagad raya, yakni Allah SWT.

[zombify_post]

Artikel Lainnya
Berikan Komentar

Website ini menggunakan cookie untuk pengalaman yang lebih baik Setuju & Tutup Selengkapnya