Apa Artinya Permakultur ?

0

Permakultur atau permanent agriculture merupakan pertanian dengan tatanan kehidupan yang lestari, terus menerus, dan permanen. Berangkat dari pemikiran Bill Mollison “Bekerjalah dengan alam, bukan melawannya.” Prinsip dari permakultur, yaitu keseimbangan dan berkelanjutan. Konsep yang serupa dengan konsep pertanian terpadu dan pertanian organik. Akan tetapi untuk desain, perencanaan pertanian, dan integrasinya dengan implementasi berupa praktik pertanian. Manusia berperan sebagai desainer dmemiliki tanggung jawab terhadap masa depannya dan bumi. Seperti eksistensi manusia dan keturunannya, termasuk menjaga keberlangsungan puspa, satwa, dan makhluk hidup lainnya. Maka dari itu, dasar etik dari Permakultur, yaitu:

1. Earth Care (Peduli Bumi)

img: Pixabay

ads by posciety

Prinsip dasarnya adalah merawat dan menjaga alam dari segi sumber daya alam maupun aspek-aspek lainnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan merawat semua makhluk hidup maupun benda mati dan turut mengakomodir pemahaman terhadap keputusan-keputusan yang dibuat manusia dalam kesehariannya. Di mana keputusan-keputusan tersebut sebagian besar berkaitan dengan pola konsumsi manusia. Contoh kebun yang dirancang dengan sistem permakultur. Tujuannya memlatih tanggung jawab dan kekuatan kita sebagai konsumen/pembeli.

2. People Care (Merawat Individu dan Komunitas)

img: Pixabay

Penekanan prinsip ini adalah bahwa kebutuhan dasar manusia harus dipenuhi, mulai dari makanan, tempat berlindung, pendidikan, pekerjaan, serta hubungan antar manusia yang sehat. Selanjutnya ialah untuk mewujudkan dan memberdayakan kekuatan dari komunitas. Di mana satu individu saja yang dapat melakukan perubahan. Jika mampu memberikan perubahan yang besar dan berarti tentunya akan mampu mencapai sebuah komunitas yang kuat dan berdaya.

3. Fair Share (Pembagian yang Adil)

img: Pixabay

Berkaitan dengan pemahaman bahwa kita hanya memiliki satu bumi. Maka dari itu, kita harus berbagi ruang hidup yang hanya satu ini dengan semua makhluk hidup yang tinggal di dalamnya, sekaligus untuk generasi mendatang. Dengan kata lain, tidak cukup jika kita hanya merancang ruang atau lanskap yang menguntungkan diri sendiri dan komunitas kita.

Untuk mewujudkan kode etik dalam permakultur dalam penerapannya harus memiliki perancangan ekologis yang bersifat konstruktif melalui pemanfaatan energi, baik energi yang masuk maupun yang keluar secara efisien.Proses desain ekologis untuk mewujudkan permakultur tersebut dapat diterapkan melalui metode dan langkah Survey, Analisis, Desain, dan Rencana (SADAR) dan TREO (Terapkan, Rawat, Evaluasi, dan Oprek). Langkah-langkah secara komprehensif ini mengidentifikasi apa yang diperlukan, apa yang menjadi prioritas dan mendesak, kapan waktu pelaksanaannya, di mana lokasi yang tepat, dan bagaimana prosesnya.

Berdasarkan pemanfaatan lahan umum, sebagai sebuah manifestasi kegiatan berkebun dalam komunitas akan memberikan efek dalam tingkat kohesi dalam masyarakat, seperti membangun semangat gotong royong dan kepemilikan bersama. Namun, jumlah lahan seringkali dijadikan masalah dan batasan untuk mencoba teknik permakultur ini. Secara mandiri, banyak sekali cara yang dapat digunakan dan mempermudah bidang tanam, seperti melalui teknik taman vertikal maupun akuaponik. Dua teknik media penanaman alternatif ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan dinding, pagar, dan atap bangunan, sehingga tidak selalu membutuhkan hamparan yang luas dalam mewujudkan permakultur.

Konsep permakultur yang lebih luas juga bisa dirumuskan sebagai lanskap yang dirancang secara sadar, yang mampu menirukan pola dan interaksi yang ada di alam, sembari menghasilkan makanan, serat, dan energi untuk pemenuhan kebutuhan (masyarakat) lokal. Hal ini menjadikan keberagaman jenis tanaman menjadi salah satu karakteristik dari permakultur.

Ekosistem agrikultur yang produktif dan memiliki keberagaman, stabilitas, dan ketahanan layaknya ekosistem alam. Dengan mengintegrasikan sumber daya yang ada dan lingkungan dalam relasi sinergi yang saling menguntungkan. Permakultur dapat membangun lanskap yang mampu mensimulasi lingkungan alam, terutama dalam hal bagaimana alam membentuk siklus yang melingkar dan tertutup, sehingga tidak ada sampah yang dihasilkan, sembari menghasilkan sesuatu yang berguna untuk manusia.

Oleh karena itu, disiplin ilmu ini didasarkan atas observasi terkait apa yang membuat sistem alam berkerja dan tahan lama yang pada akhirnya mengimplementasikan prinsip tersebut dalam replika alam. Sebagai rancangan sistem yang berbeda daripada yang lain. Permakultur memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan aspek intelektualitas dan etika. Permakultur bisa mengajarkan kita untuk berpikir dengan hati dan merespon dengan pikiran.

Artikel Lainnya
Berikan Komentar

Website ini menggunakan cookie untuk pengalaman yang lebih baik Setuju & Tutup Selengkapnya