
Apa Artinya Tuman?
Beberapa waktu lalul kata Tuman sempat viral dan menjadi bahan lelucon dengan dibuat pada meme meme tertentu. Namun apa kamu tahu, apa sebenarnya arti kata Tuman tersebut?
Yuk simak ulasannya berikut ini!
Arti Kata Tuman
Tuman sejatinya merupakan sebuah ungkapan yang biasa dipergunakan dalam perbincangan sehari-hari dalam bahasa Sunda dan Jawa. Makna dan artinya juga terdapat di Kamus Lengkap Bahasa Jawa-Indonesia.
Selain dalam kamus tersebut, kata Tuman juga ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Meski begitu, pada kedua kamus dijelaskan bahwa pengertian kata Tuman tidak memiliki banyak perbedaan yang berarti.
Baca Juga:
Tuman menurut arti dalam Kamus Bahasa Jawa-Indonesia, adalah terbiasa, atau senang mengulangi lagi karena pernah merasakan enaknya.
“Tuman: terbiasa, selalu senang akan, ingin mengulangi lagi (karena sudah pernah merasakan enaknya).
Kata “tuman” terdapat dalam bahasa Jawa, Sunda, dan Indonesia. Jika definisinya diperas, kata yang keluar adalah “kebiasaan”.
Ungkapan Kemarahan
Sejumlah meme yang beredar pun hampir semuanya menyiratkan bahwa bocah yang ditampar oleh bocah yang lainnya adalah bentuk tindakan kemarahan karena kebiasaan atau pengulangan perilaku yang harus dihentikan dengan hukuman.
Menurut Prapto Yuwono, pengajar pada Jurusan Sastra Jawa Universitas Indonesia, dalam kata “tuman” terdapat konteks yang melekat, yakni ungkapan itu diucapkan orang dewasa kepada anak-anak atau remaja, bukan kepada orang dewasa lagi. Oleh karena itu, gambar dua bocah yang hadir dalam meme “tuman” ia anggap hampir mendekati konteks tersebut.
Ungkapan kemarahan dengan memakai kata “tuman” tidak digunakan kepada orang dewasa karena dianggap telah mampu mengendalikan diri, sehingga tidak mengulangi kenakalan secara berulang-ulang.
Secara normatif dan pertimbangan perkembangan kematangan diri memang seperti itu, sehingga orang dewasa tidak dilekatkan dalam konteks kata ini.
Sebagai catatan, dalam Kamus Jawa Kuna Indonesia setebal 1.496 halaman karya P.J. Zoetmulder yang bekerjasama dengan S.O. Robson, kata “tuman” tidak ditemukan. Hal ini, menurut Yuwono, karena kata tersebut merupakan kata yang relatif baru dalam bahasa Jawa sehingga tidak terdapat dalam kamus kuno.
Meski menurut Yuwono kata “tuman” dilekati konteks usia, artinya ungkapan kemarahan dari orang dewasa kepada anak-anak, tapi meme “tuman” yang beredar di linimasa media sosial jarang yang hadir dengan menyertakan konteks tersebut mayoritas justru hadir antarsesama usia. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa media sosial adalah ranah egaliter yang tampaknya tidak terlalu hirau dengan perbedaan usia.