Beberapa hari ini kita diresahkan dengan kehadiran tutorial para TikToker yang memperlihatkan trik-trik atau tips-tips mengkonsumsi Edible Film. Sekilas memang mirip sekali dengan plastik, namun sebenarnya apa sih Edible Film itu? Dan kenapa Edible film bisa aman untuk dikonsumsi?
Edible film adalah lapisan tipis yang digunakan sebagai pengemas/pelapis makanan sekaligus dapat dimakan bersama dengan produk yang dikemas. Edible Film berfungsi memperpanjang masa simpanan suatu produk yang juga dapat digunakan sebagai pembawa senyawa lain diantaranya vitamin, mineral, antioksidan, antimikroba, pengawet, bahan untuk memperbaiki rasa, dan warna produk yang dikemas. Sebagai bahan yang termasuk ke dalam biodegradable, Edible Film paling banyak digunakan untuk pembungkus permen, sosis, buah, dan sup kering.
Bahan utama edible film adalah pati, bahan baku ini memiliki potensial untuk pembuatan edible film dengan karakteristik fisik yang mirip dengan plastik, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Dengan catatan kadar struktur amilosa pati tersebut harus tinggi sehingga dapat menghasilkan edible film bertekstur lentur dan kuat. Namun, edible film yang terbuat dari pati relatif mudah robek (’getas’) sehingga perlu penambahan plasticizer agar menjadi lebih lentur.
Cara Membuat Edible film
Setelah mengetahui apa bahan dasar/utama edible film dan karakteristik Edible film. Bagaimana cara membuat edible film? Simak langkah-langkah di bawah ini.
- Larutkan pati dengan plasticizer dalam aquades
- Sediakan pati yang digunakan 8% b/v untuk volume total 100 ml, plasticizer gliserol dan sorbitol masing-masing 2% v/b pati kemudian dicampur
- Setelah dicampur, larutan tersebut dipanaskan di atas waterbath sambil diaduk hingga terjadi gelatinisasi
- Larutan yang berubah menjadii gel tersebut diangkat dan dicetak menggunakan plat kaca berukuran 20 cm x 10 cm x 0,2 cm
- Selanjutnya, plat kaca dikeringkan di dalam oven pada suhu 50 oC selama 4 jam
Sifat-sifat fisik yang menentukan kualitas dan penggunaan edible film antara lain ketebalan, perpanjangan (elongasi), dan kekuatan peregangan (tensile strength). Berikut ini tabel sifat fisik Edible Film yang dikutip dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
Saat ini, edible film telah banyak diproduksi di berbagai industri, seperti industi makanan, industri farmasi, industri kosmetik, dan industri pertanian. Pengolahan edible film dapat dilakukan dengan empat teknik dasar, salah satunya adalah teknik solvent casting. Teknik ini telah digunakan sejak 100 tahun yang lalu, metode yang dilakukan dalam teknik ini yaitu dengan meratakan larutan edible film di atas piring akrilik, silikon, ataupun teflon, kemudian dikeringkan pada suhu yang terkendali. Komponen utama penyusun edible film dikelompokkan menjadi tiga, yaitu hidrokoloid, lipida, dan komposit.
Bahan lain yang sering dijumpai dalam pembuatan edible film adalah antimikroba, antioksidan, flavor, dan pewarna. Edible film yang mengandung bahan antimikroba dapat digunakan pada sediaan penyegar napas untuk menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut dan pada sediaan pengemas untuk meningkatkan daya tahan dan kualitas bahan pangan selama penyimpanan. Antimikroba yang dapat ditambahkan pada edible film berasal dari ekstrak tanaman seperti ekstrak buah manggis, ekstrak minyak cengkeh, dan minyak atsiri jahe. Semakin tinggi pengemasan edible film berbahan dasar alami akan semakin mengurangi limbah plastik yang berasal dari polimer sintesis sehingga mengurangi kerusakan lingkungan.
Manfaat Edible Film
Eksistensi edible film ini dipopulerkan kembali oleh para konten kreator yang sering menciptakan konten-konten menarik agar dapat menarik penonton. Edible film kembali diperkenalkan melalui salah satu video yang memperlihatkan seseorang yang akan mengkonsumsi mie rebus tetapi tidak ingin kerepotan membuka kemasan bumbunya. Dengan cara memindahkan bumbunya ke dalam edible film. Kemudian direbus dan langsung dimakan.
1. Tidak Mengandung Pengawet Buatan
Kenapa edible film bisa aman untuk dikonsumsi? Komponen yang cukup besar dalam pembuatan edible film adalah plastisizer. Plastisizer berfungsi untuk meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas film, menghindari film dari keretakan, meningkatkan permeabilias terhadap gas, uap air, dan zat terlarut, dan meningkatkan elastisitas film.
2. Mengandung Ekstrak Buah Manggis
Dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut. Di mana ekstrak manggis termasuk ke dalam beberapa bahan antibakteri alami dari ekstrak tumbuhan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada mulut atau pada makanan.
3. Bisa Digunakan untuk Masker Wajah
Dalam industri kosmetik edible film dapat digunakan dalam pembuatan masker wajah sedangkan dalam
industi pertanian edible film dapat digunakan untuk membuat pot plastik untuk tanaman atau penyimpan pupuk
yang akan larut perlahan-lahan ketika kontak dengan tanah yang lembab atau selama penyiraman.
Dengan menggunakan kemasan yang terbuat dari edible film yang disisipkan ekstrak minyak cengkeh dan minyak atsiri jahe dapat menurunkan dan menghambat pertumbuhan bakteri tersebut sehingga makanan yang disimpan dalam kemasan edible film ini dapat bertahan lebih lama dalam masa penyimpanannya.
Di Indonesia sendiri, penggunaan edible film sebagai pengganti plastik masih belum optimal. Padahal dengan memanfaatkan edible film ini dapat mengurangi stok sampah yang kian hari makin parah atau mendekati darurat. Dengan begitu, konsumen terkhususnya anak-anak akan terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.