
Apa Itu Filler Payudara? Apakah Benar Berbahaya Hingga Menyebabkan Kematian?
Setiap wanita pasti menginginkan bentuk tubuh ideal dan sempurna agar penampilannya menarik. Salah satu bagian tubuh wanita yang sering menarik perhatian adalah payudara.
Terkadang wanita merasa tidak percaya diri dengan ukuran payudara yang kurang ideal. Oleh karena itu, berbagai macam cara pun ditempuh agar memperoleh ukuran payudara yang ideal, mulai dari perawatan, filler, hingga operasi.
Menurut Enrina Diah, Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik dan Konsultan Kraniofasial, memperbaiki ukuran payudara biasa dilakukan perempuan usia 19-65 tahun. Caranya pun beragam.
Akan tetapi, dokter Enrina Diah menyarankan filler payudara tidak dilakukan karena cukup beresiko. Mengapa? Berikut penjelasannya.
Baca Juga:
Definisi Filler Payudara
Dikutip dari Klikdokter.com, Filler adalah prosedur memasukkan suatu zat ke dalam tubuh untuk menambahkan volume suatu organ. Prosedur ini dilakukan dengan bius lokal dan tidak membutuhkan perawatan inap atau masa penyembuhan yang lama.
Bahan filler yang biasanya digunakan sangat bervariasi. Zaman dahulu, filler mengandalkan bahan dari silikon yang tergolong berbahaya karena tidak dapat diserap oleh tubuh. Namun zaman sekarang, filler yang paling sering digunakan adalah hyaluronic acid (HA).
Apakah Filler Payudara Berbahaya?
Hyaluronic acid (HA) tidak menghasilkan zat yang berbahaya, sehingga jarang menyebabkan infeksi atau reaksi alergi. Akan tetapi, penggunaan filler HA untuk payudara juga dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti:
- Infeksi.
- Dislokasi filler.
- Degradasi filler dini.
- Kekencangan payudara yang tidak normal.
- Benjolan atau nodul.
- Sulit dilakukan pemeriksaan kanker payudara.
Injeksi filler payudara dilakukan untuk mengisi bagian yang kosong pada tubuh area tertentu. Perlu diingat bahwa suntik filler atau bahan lainnya tidak bisa sembarangan dan harus dilakukan oleh tenaga ahli sesuai dengan indikasi.
Namun, suntik filler ini tidak disarankan karena memiliki banyak dampak negatif. Injeksi filler payudara ini dapat menyebabkan dua efek fatal, salah satunya kematian yang merupakan efek jangka pendek dari prosedur tersebut.

Jika terjadi kesalahan saat penyuntikan, cairan dapat masuk ke pembuluh darah besar dan dapat mengakibatkan serangan sesak nafas karena pembuluh darah di jantung dan paru-paru tersumbat. Fatalnya, hal itu akan berujung pada kematian.
Jika cairan berhasil masuk, buka berarti Anda selamat dari resiko. Cairan filler dapat masuk melalui sela-sela kelenjar payudara dan membentuk sebuah jaringan padat. Nantinya, dokter akan kesulitan mengidentifikasi tumor payudara jika Anda melakukan pemeriksaan.
Selain itu, silicion granuloma atau jaringan padat yang tumbuh di kulit dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, gatal, dll. Jaringan tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja. Tindakan rekonstruksinya sangat sulit dan tidak akan bersih secara total. Selain itu, hasilnya pun akan kurang memuaskan secara estetika.
Oleh karena itu, para ahli meminta masyarakat untuk lebih cerdas dalam menentukan pilihan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebaiknya kunjungi dokter ahli bedah rekonstruksi dan estetik untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.