Apa Itu Menopouse? Gejala, Penyebab, dan Cara Menangani Menopause

0

Setiap wanita akan melalui masa menopause, tetapi masing-masing memiliki pengalaman berbeda. Menopause tidak terjadi pada usia yang sama atau untuk periode waktu tertentu, dan hal ini bisa menyebabkan gejala berbeda, baik fisik maupun emosional. Menopause bisa membuat kehidupan wanita tidak tenang, sementara pada beberapa wanita, mereka bisa melaluinya tanpa masalah.

Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi, minimal 12 bulan. Ini terjadi karena saat wanita bertambah usia, secara perlahan sel telur mereka akan habis. Beberapa ilmuwan percaya hal ini terjadi untuk melindungi wanita dan anak mereka dari bahayanya hamil pada usia tua.

Tidak hanya berhenti menstruasi, banyak perubahan lain terjadi dalam tubuh wanita yang menopause, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis, hasrat seksual, hingga kesuburan. Wanita yang sudah menopause tidak bisa hamil lagi. Di Indonesia, usia rata-rata menopause adalah 51 tahun.

Kapan Wanita Akan Mengalami Menopause?

Rata-rata usia wanita mengalami menopause adalah 52 tahun, tetapi seorang wanita bisa mengalami gejala menopause antara usia 45 dan 55 tahun. Gejala bisa bertahan antara dua sampai lima tahun.

Kondisi medis bisa menyebabkan menopause terjadi lebih awal, terkadang pada wanita usia 20-an atau, pada kasus ekstrem, pada masa kanak-kanak. Dikenal sebagai kegagalan rahim dini atau premature ovarian failure (POF).

Apa Saja Gejala Menopause?

Perubahan tingkat hormon bisa menghasilkan gejala yang berbeda. Diperkirakan sekitar dua pertiga dari wanita mengalami gejala umum seperti rasa panas dan berkeringat di malam hari. Namun, beberapa wanita juga melaporkan gejala psikologis, termasuk depresi, lelah, kurangnya energi, dan kekeringan vagina, yang bisa berhubungan dengan penurunan hasrat seks.

Efek jangka panjang dari menopause termasuk peningkatan risiko osteoporosis dan penyakit kardiovaskular.

Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, dan disebut sebagai gejala menopause. Masa terjadinya perubahan tersebut dinamakan masa perimenopause, yang dapat berlangsung selama beberapa tahun sebelum menopause, dan umumnya dimulai saat usia 40 tahun atau bisa juga lebih awal.

Gejala Menopause

Perubahan Siklus Menstruasi

  • Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya (0ligomenorea).
  • Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih banyak.

Perubahan Penampilan Fisik

  • Rambut rontok.
  • Kulit kering.
  • Payudara kendur.
  • Berat badan bertambah.

Perubahan Psikologis

  • Suasana hati berubah-ubah atau moody.
  • Sulit tidur.
  • Depresi

Perubahan Seksual

  • Vagina menjadi kering.
  • Penurunan libido (gairah seksual).

Perubahan Fisik

  • Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini disebut hot flashes.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Pusing.
  • Jantung berdebar.
  • Infeksi berulang pada saluran kemih.

Osteoporosis Pasca Menopause

Kekuatan tulang bergantung pada kepadatan dan struktur jaringan tulang. Penurunan jumlah mineral dalam tulang dan lambatnya produksi atau pergantian sel tulang bisa melemahkan tulang.

Hal ini terjadi pada banyak orang saat usia semakin bertambah tua, tetapi perubahan ini terjadi lebih cepat pada wanita setelah menopause. Inilah mengapa satu dari tiga wanita di atas usia 50 tahun mengalami osteoporosis, dibandingkan pada pria yang hanya satu berbanding 12.

Osteoporosis meningkatkan risiko patah tulang, terutama di pergelangan tangan, pinggul, atau tulang belakang.  Karena estrogen penting bagi kesehatan pertumbuhan tulang, terapi pergantian hormon/hormone replacement therapy (HRT) bisa membantu melindungi tulang wanita dari osteoporosis ketika mereka menjalani pengobatan ini.

Penyakit Jantung Pasca Menopause

Penyakit kardiovaskular adalah penyakit pada jantung atau pembuluh darah, termasuk serangan jantung dan stroke, biasanya disebabkan oleh penyumbatan arteri. Penyebab kematian paling umum pada wanita di atas usia 60 tahun dan terdapat bukti yang menyatakan bahwa wanita lebih rentan mengalami penyumbatan arteri setelah mengalami menopause.

Penyebab Menopause

Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang wanita bertambah tua. Seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin sedikit memproduksi hormon kewanitaan. Akibatnya, indung telur tidak lagi melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti.

Namun, menopause juga dapat terjadi lebih dini, yaitu sebelum usia 40 tahun. Menopause dini dapat terjadi akibat:

  • Primary ovarian insufficiencyKondisi ini terjadi akibat kelainan genetik atau penyakit autoimun, yang membuat indung telur berhenti berfungsi.
  • Operasi pengangkatan rahim (histerektomi)
    Setelah histerektomi, seorang wanita memang tidak akan langsung mengalami menopause, namun cenderung akan mengalami menopause lebih awal. Menopause dapat langsung terjadi setelah histerektomi bila indung telur ikut diangkat.
  • Pengobatan kanker
    Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker rahim dapat merusak indung telur, sehingga memicu menopause dini.

Diagnosis Menopause

Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila menstruasi telah berhenti selama 12 bulan. Menopause didahului dengan munculnya berbagai perubahan pada masa perimenopause, yang disebut gejala menopause.

Untuk lebih memastikannya, atau bila dokter mencurigai adanya penyebab lain dari menopause, dapat dilakukan:

  • Pemeriksaan FSH (follicle-stimulating hormone) dan hormon estrogen.
    Menopause ditunjukkan saat kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogen rendah.
  • Pemeriksaan TSH (thyroid-stimulating hormone) dan hormon tiroid.
    Pemeriksaan kadar hormon ini untuk memastikan penderita tidak mengalami hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid, yang dapat menimbulkan gejala serupa dengan menopause.

Penanganan Menopause Secara Mandiri

Menopause tidak membutuhkan penanganan khusus. Penanganan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala, yaitu dengan:

1. Menghindari Makanan/Minuman Tertentu

Makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol dapat membuat gejala menopause, seperti hot flashes dan jantung berdebar, menjadi lebih parah.

2. Mengenakan Pakaian Tipis Berbahan Katun

Cara ini dapat mengurangi hot flashes yang dirasakan selama masa perimenopause.

3. Menerapkan Teknik Relaksasi

Teknik relaksasi yang dimaksud antara lain adalah meditasi, pengaturan napas, yoga, serta taichi. Teknik-teknik ini dapat membantu mengurangi tingkat stres serta mencegah depresi.

4. Menggunakan Pelumas Vagina Berbahan Dasar Air

Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat vagina yang kering. Jangan menggunakan produk pelumas vagina yang mengandung gliserin, karena berisiko menimbulkan iritasi.

Untuk mencegah penyakit yang dapat timbul akibat menopause, seorang wanita disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat. Caranya adalah dengan tidur yang cukup, rutin berolahraga, serta menerapkan pola makan yang sehat.

Pola makan yang dianjurkan adalah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memperbanyak asupan serat, seperti buah, sayur, atau biji-bijian. Selain itu, batasi asupan lemak, gula, dan minyak.

Jika dibutuhan, konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang. Selain itu, hindarilah konsumsi alkohol, karena bisa menyebabkan sulit tidur.

Penanganan Menopause oleh Dokter

Bila gejala menopause sangat mengganggu. Terapi ini efektif untuk meredakan gejala menopause. Terdapat dua jenis terapi pengganti hormon untuk menopause, yaitu:

  • Terapi pengganti hormon estrogen.
    Terapi ini diberikan pada wanita yang sudah menjalani operasi pengangkatan rahim.
  • Terapi kombinasi (estrogen dan progesteron).
    Terapi ini diberikan pada wanita yang mengalami menopause secara alami.

Terapi pengganti hormon dapat diberikan dalam bentuk tablet, krim, atau gel. Namun, terapi ini tidak dianjurkan bagi wanita yang menderita kanker payudara atau berisiko tinggi mengalami kanker payudara.

Artikel Lainnya
Berikan Komentar

Website ini menggunakan cookie untuk pengalaman yang lebih baik Setuju & Tutup Selengkapnya