Apa Itu Stockholm Syndrome ? Inilah 6 Dampaknya Terhadap Hubungan Romantisme

Kasus kekerasan dalam rumah tangga yang santer jadi perbincangan publik hingga singgung fenomena yang disebut stockhlom syndrome.

Tindakan Lesti Kejora yang mencabut laporan KDRT terhadap suaminya, Rizky Billar ramai dibahas publik dari beragam platform, seperti TikTok, Instagram, hingga Twitter.

Baru-baru ini netizen kembali menyinggung stockhlom syndrome yang muncul dan dialami oleh Lesti Kejora, apa itu stockhlom syndrome?

Istilah ini pertama kali dikenalkan pada 1973 oleh seorang kriminolog bernama Nils Bejerot yang berasal dari Stockhlom, Swedia.

Stockhlom syndrome dilihat dari psikologi adalah suatu kondisi di mana para korban memiliki simpati terhadap pelaku sehingga menimbulkan perasaan menerima kondisi dan melawan perasaan negatif seperti, marah, kesal, ataupun benci.

Sama seperti penyakit stres pasca trauma atau PTSD, stockhlom syndrome juga memiliki ciri-ciri gejala yang paling umum, di antaranya:

  • Mudah kaget
  • Gelisah
  • Mimpi buruk
  • Selalu menaruh curiga
  • Muncul perasaan aneh seperti tidak dalam kenyataan
  • Konsentrasi menurun
  • Mudah teringat masa lalu
  • Memiliki perasaan negatif terhadap kleuarga, kerabat, dan pihak tertentu
  • Selalu mendukung apa yang dilakukan pelaku
  • Memperlihatkan dukungan dan persetujuan terhadap tutur kata pelaku
  • Korban membantu pelaku melakukan tindakan kejahatan
  • Menolak untuk membantu korban dari perbuatan pelaku

Penyebab seseorang bisa mengalami stockhlom syndrome adalah berada dalam keadaan yang bersifat traumatis, seperti penculikan dan mengalami tindakan kekerasan baik verbal maupun fisik.

Tidak hanya terjadi pada kasus kejahatan, Stockhlom syndrome juga bisa merusak romantisme dalam sebuah hubungan.

Hal ini ditandai dengan adanya perlakuan kasar yang mengancam baik dilakukan secara fisik maupun verbal terhadap pasangan.

Apa saja dampak buruknya Stockhlom syndrome dalam hubungan romantisme?

Berdasarkan ciri dan gejala yang dialami oleh korban, berikut adalah dampak buruk tockhlom syndrome dalam hubungan romantisme, antara lain:

1. Mentoleransi Perilaku Kasar dari Pasangan

Memiliki sikap positif terhadap pasangan rupanya membuat para korban merasa perlu mentoleransi perilaku kasar yang diberikan oleh pasangan.

Sebaliknya, mereka justru memiliki kecurigaan dan berpikir negatif terhadap keluarga dan orang-orang yang berusaha berempati padanya dengan memberikan saran dan nasihat.

Akan tetapi mereka tidak akan mendengarkan nasihat maupun saran tersebut. Hal inilah yang kemudian mengakibatkan kurangnya rasa empati dari orang sekitar.  

2. Sulit Meninggalkan Pasangan

Meskipun kerap mendapatkan perlakukan kasar dari pasangan, para korban ini merasa masih mampu bertahan dengan pasangan. Menerima kenyataan bahwa setiap manusia memiliki sifat khilaf dalam bertindak maupun berbicara. Sehingga mereka sangat sulit meninggalkan pasangan dan merasa masih mampu menghadapi perilaku kasar tersebut.

3. Selalu Berpikiran Positif Terhadap Pelaku

Berpikir postif memang baik akan tetapi ketika selalu menerima perilaku kasar hingga berulang kali dan dilakukan oleh orang yang sama juga tidak baik.

Salah satu yang membuat seseorang sulit meninggalkan pasangan dengan perilaku kasar adalah dirinya selalu berpikiran positif terhadap pasangan.

4. Takut Kehilangan

Hal paling mendasar dari sulitnya  melepaskan diri dari pasangan atau keterikatan terhadap pelaku adalah rasa takut kehilangan.

Perilaku atau tindakan yang manis membuat sesoerang memiliki rasa takut kehilangan sehingga memilih untuk bertahan dan menghadapinya dalam kondisi apapun.

5. Tidak Mampu untuk Mendominasi Pasangan

Dalam sebuah hubungan romantisme, dari dua pihak ada salah satu pihak yang paling mendominasi pasangannya. Pasangan yang paling mendominasi ini bisa diartikan juga orang yang memiliki segala keputusan dari sebuah tindakan.

Jika korban memiliki sifat positif terhadap pasangan, sebaliknya pelaku justru selalu beranggapan dan berpikir negatif terhadap pasangan.

Misalnya, pihak A ingin sekali melakukan kamping bersama dengan teman-teman. Pihak B melihat adanya peluang pihak A ikut hanya karena ada orang lain yang pernah mendekati pihak A. Pihak B memilih untuk tidak melakukan kamping dan justru memilih pergi ke pantai.

Dari contoh kasus di atas, ada pihak yang mampu mendominasi pasangan dan ada pihak yang kalah dalam mendominasi pasangan.

6. Menjadi Budak Cinta (bucin)

Ada istilah, yang paling kuat dan mendominasilah pemenangnya. Dari contoh kasus pada nomor 5, tampak jelas bahwa seseorang yang mengalah terus bertahan demi pasangan meskipun tahu karakter pasangan berbanding terbalik dengannya, merupakan budak cinta atau bucin.

Seseorang menjadi bucin atau budak cinta yang patuh terhadap pasangan yang mendominasi karena keterikatan dan sering mentoleransi perilaku tidak baik dari pasangan.

Inilah enam dampak buruk dari tockhlom syndrome yang sebenarnya bisa menghilangkan karakter dan kepercayaan diri seseorang.

Apa Artinya?Relationship
Komentar (0)
Tambah Komentar