
Apa Saja Kekurangan dari Google Bard ?
Seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya bahwa Google mengeluarkan produk Google Bard yang mana digadang-gadang menjadi saingan Chat GPT OpenAI. Google Bard memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh Chat GPT OpenAI dan itu sudah dibahas pada artikel sebelumnya tentang Keunggulan Google Bard dari Chat GPT.
Nah, di balik kelebihan-kelebihan yang cukup mumpuni, tentu saja ada beberapa kekurangan yang dimiliki oleh Google Bard. Kira-kira, apa saja kekurangan dari Google Bard? Berikut ini penjelasannya.
Sulit Membedakan Fakta dan Opini
Google Bard belum memahami konteks pertanyaan dari penggunanya, sehingga kadang-kadang salah menjawab. Terkadang, Bard ini kesulitan membedakan mana fakta dan opini.
Kemampuan Neuro Linguistic Programming (NLP) Masih Terbatas
Secanggih-canggihnya Google Bard, tapi masih saja banyak kekurangannya. Meskipun sudah cukup baik, namun kemampuan NLP Google Bard masih memiliki beberapa batasan dan belum sempurna.
Baca Juga:
Tidak Mengerti dan Berbicara Bahasa Indonesia
Meskipun Google mengumumkan akan memperluas penggunaannya hingga ke 180 negara, namun sangat disayangkan bahwa Google Bard kini masih tahap pengembangan awal. Hingga saat ini saja, layanan Google Bard masih terbatas dalam bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Portugis, Italia, Spanyol, Jepang, Korea, Rusia China, Jepang, dan Korea.
Setelah dicoba bertanya menggunakan bahasa Indonesia, karena saya orang Indonesia, Google Bard menjelaskan bahwa programnya diatur dalam bahasa tertentu untuk saat ini. Sehingga Bard tidak mengerti dan tidak bisa bicara Bahasa Indonesia. Semoga ke depannya support bahasa Indonesia ya 🙂
Tidak Banyak Tahu Tentang Sejarah Dunia
Google Bard tidak mengenal banyak peristiwa bersejarah dan tokoh-tokoh dunia. Contohnya, ketika kita bertanya tentang peristiwa Perang Dunia II, Bard tidak bisa memaparkannya. Selain itu, ketika kita bertanya tokoh dunia Adolf Hitler, Bard sama sekali tidak bisa memberikan jawabannya.
Lain halnya dengan Chat GPT OpenAI, dia bisa menjelaskan tentang Perang Dunia II dan Adolf Hitler secara gamblang dan mengerti pertanyaan yang diajukan dalam bahasa Indonesia, meskipun tidak baku.
Kurang Multitasking
Google Bard dikembangkan dengan model bahasa LaMDA yang lebih terlatih pada kumpulan data yang relatif lebih kecil, sehingga kurang multitasking bila dibandingkan dengan Chat GPT OpenAI. Google Bard lebih terspesialisasi dalam tugas-tugas pembuatan konten teks, seperti menulis puisi atau lirik lagu.