Apakah kamu salah satu pengguna Telegram? Aplikasi yang diluncurkan sejak 2013 ini telah menjadi salah satu platform chatting paling populer di dunia, selain WhatsApp dan Facebook Messenger. Berbeda dengan WhatsApp dan Facebook yang diragukan keamanannya terkait kasus soal keamanan data pengguna, Telegram dapat dibilang lebih aman bagi pengguna karena mengedepankan privasi dalam fiturnya.
Menurut Joseph Foote, Associate Security Consultant di F-Secure, “Salah satu poin pemasaran utama Telegram adalah fokus pada keamanan pengguna, dan perlindungan dari calon hacker. Dalam praktiknya, ini dapat dianggap berjalan baik. Telegram adalah aplikasi open source, artinya siapa pun dapat mengauditnya dan memahami dengan tepat bagaimana data mereka dikumpulkan dan dikirim. Namun, ini juga dapat membantu hacker dalam mengembangkan serangan terhadap penggunanya.” Demikian dilansir dari Trusted Reviews.
Sebagaimana WhatsApp dan Signal, disarankan agar kamu mengaktifkan verifikasi dua langkah (2-step verification) pada aplikasi ini untuk mencegah pembajakan akun, yang dimungkinkan oleh hacker untuk mendapatkan akses ke kode SMS-mu.
Kamu juga dapat mengubah pengaturan privasimu di Telegram sehingga hanya orang dalam kontakmu yang memiliki akses ke nomor telepon dan informasi profilmu, bukan “semua orang”. Nah, pengaturan privasi yang penting lainnya adalah passcode yang memungkinkanmu untuk mengunci aplikasi ini dan mencegah orang lain meretasnya bila perangkatmu hilang.
Berikut ini cara menggunakan passcode di Telegram untuk meningkatkan keamanan:
- Buka aplikasi Telegram, lalu klik hamburger menu di pojok kiri atas untuk membuka “Settings” atau “Pengaturan”.
- Selanjutnya, pilih menu “Privacy and Security” atau “Privasi dan Keamanan”.
- Scroll ke bawah untuk menemukan opsi “Passcode Lock”.
- Geser saklar untuk mengaktifkan “Passcode Lock”.
- Sekarang, kamu tinggal memilih apakah ingin menggunakan “PIN” (4 angka) atau “Password”. Lalu, silahkan mengisinya dan pilih centang di pojok kanan atas.
Selesai! Passcode sudah terpasang di Telegram yang akan kamu gunakan untuk membuka aplikasi nantinya.
Satu hal yang dipuji oleh para pendukung keamanan tentang Telegram adalah bahwa siapa pun dengan keahlian yang cukup dapat melihat kode sumber, protokol, dan API Telegram—meskipun gambaran lengkapnya adalah milik Telegram dan tidak sepenuhnya open source, tulis Emma Witman di Insider.
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa khawatiran privasi terkait dengan berbagi data dengan Facebook mendorong lautan pengguna menjauh dari WhatsApp dan menuju platform chat lainnya, termasuk Telegram, yang mencapai 500 juta pengguna baru aktif bulan ini.
Namun, hal itu tentu menimbulkan pertanyaan: apakah Telegram benar-benar aman? Untungnya, dari beberapa fitur seperti penyimpanan cloud terenkripsi hingga self destruct timer, maka jawabannya sebagian besar “ya”.
Berikut adalah beberapa informasi lebih lanjut tentang apa arti dari fitur-fitur tersebut, bagaimana hal itu membuat Telegram aman, dan di mana kekurangannya dibandingkan dengan beberapa pesaingnya yang paling menonjol.
Telegram menggunakan enkripsi, meskipun tidak seluas beberapa platform lain. Tidak seperti pesaingnya Signal, Telegram tidak secara default menerapkan enkripsi end-to-end ke chat, yang mencegah chat apa pun yang dicegat oleh pihak ketiga agar tidak dapat diuraikan.
Namun, kamu dapat memilih untuk menggunakan enkripsi end-to-end dengan menekan opsi “secret chat” atau “obrolan rahasia” di Telegram. Terlepas dari kenyataan bahwa enkripsi end-to-end tidak menjadi standar, Telegram mengatakan sistem “dua obrolan”-nya adalah solusi paling aman untuk aplikasi mereka yang banyak digunakan. Ini beralih antara obrolan Cloud dan Secret untuk melindungi semua jenis pengguna, mengandalkan sistem penyimpanan cloud terenkripsi standar berdasarkan enkripsi server-klien—disebut enkripsi MTProto.
Sistem penyimpanan cloud memang memiliki kemunduran. Semua kontenmu di aplikasi disimpan di cloud, membuatnya dapat diakses di seluruh perangkat, tetapi juga mengurangi kontrol atas informasi yang kamu dibagikan. Inilah yang berpotensi menimbulkan risiko keamanan.
Meskipun enkripsi end-to-end adalah sebuah opsi, Telegram telah dikritik bahwa jenis enkripsi itu bukan pengaturan default—seperti untuk Signal, misalnya. Opsi “secret chat” Telegram juga hanya dapat dilakukan antara dua orang, ini berarti tidak ada enkripsi end-to-end untuk obrolan grup.
Demikian kita telah membahas tentang keamanan privasi Telegram dan cara menggunakan passcode di Telegram untuk meningkatkan keamanan. Apakah ada cara lain yang menurutmu dapat meningkatkan keamanan di aplikasi ini? Silahkan bagikan pendapatmu di komentar. Semoga bermanfaat.