
Cara Reset Password Instagram
Instagam menjadi salah satu platform terbesar yang dalam beberapa tahun terakhir, telah terlihat pertumbuhan eksponensial dari satu juta pengguna pada Desember 2010 menjadi lebih dari satu miliar pada 2020. Setiap harinya ada lebih dari jutaan foto dan video diunggah oleh jutaan pengguna aktif untuk membagikan momen-momen keseharian mereka. Tidak hanya pengguna individu, melainkan akun bisnis juga menjadi wajib untuk aktif mengikuti tren yang terus berkembang setiap menitnya di Instagram. Platform ini seolah telah menjadi kiblat tren dunia yang tidak pernah disangka sebelumnya, dari sebuah aplikasi berbagi foto dan video sederhana.
Namun, perlu diingat bahwa ada beberapa isu terkait keamanan data pengguna Instagram yang pernah naik ke permukaan, terutama pada tahun 2019. Dilansir dari Forbes, dimana perusahaan induk Instagram, Facebook, telah mengkonfirmasi bahwa kerentanan keamanan yang baru ditemukan mungkin telah membahayakan data, membuat akun pengguna terbuka untuk diserang oleh aktor ancaman. Kerentanan—yang memungkinkan penyerang mengakses detail akun dan nomor telepon—dinilai cukup serius, meski Facebook kini telah membuat perubahan pada Instagram untuk melindungi penggunanya.
Untuk itu, jika suatu saat kamu tiba-tiba kehilangan akses ke akun Instagram-mu karena masalah password—entah karena lupa atau dihack—maka cara mereset password Instagram ini akan sangat berguna untuk kamu ingat:
- Buka aplikasi Instagram di Android, klik “Lupa kata sandi?” di bawah form login.

- Instagram akan membawamu ke halaman selanjutnya untuk memasukkan email, telepon, atau nama penggunamu untuk dikirimi tautan atau link untuk memasuki akunmu.

- Misalnya, kamu mengisi dengan alamat email. Maka, Instagram akan mengirimkan tautan atau link ke emailmu. Buka email dari Instagram dan klik “Reset your Instagram password”.

- Kamu akan dibawa ke halaman untuk mereset password Instagram. Silahkan menulis password baru (perlu diingat: buat kata sandi setidaknya sepanjang 6 karakter)

Itulah cara mereset password Instagram. Sebagai informasi, masih mengutip Forbes, Facebook pernah menjadi berita utama karena kelemahan dalam keamanan datanya. Sebuah database online ditemukan daftar nomor telepon dan rekening untuk 419 juta pengguna. Facebook membela diri atas kebocoran tersebut, mengklaim data telah dikompilasi sebelum menonaktifkan alat pencarian setelah Cambridge Analytica. Platform ini juga menekankan bahwa server tempat data ditemukan bukan milik Facebook—pada dasarnya itu adalah kebocoran data Facebook “lama” pihak ketiga yang menggunakan alat yang sekarang sudah tidak berfungsi.
Baca Juga:
Ini adalah pengimpor kontak platform, yang digunakan bersama-sama dengan serangan brute force pada formulir loginnya, yang membuka kerentanan. Seorang juru bicara Facebook sekarang telah mengkonfirmasi bahwa “kami telah mengubah pengimpor kontak di Instagram untuk membantu mencegah potensi penyalahgunaan. Kami berterima kasih kepada peneliti yang mengangkat masalah ini, dan kepada seluruh komunitas peneliti atas upaya mereka.”
Sebulan kemudian, setelah mengkonfirmasi kerentanan, Facebook menjawab bahwa “tampaknya tim [Keamanan Facebook] sudah mengetahui masalah ini karena temuan internal dan sedang dalam proses memberlakukan batas rate yang lebih ketat.”
Tidak ada bukti bahwa data pengguna telah dieksploitasi atau disalahgunakan menggunakan kerentanan ini—tetapi, sekali lagi, tidak ada bukti bahwa itu tidak terjadi. Dengan nomor telepon dan nomor rekening, maka hacker dapat mengakses informasi lebih lanjut. Dengan database informasi tersebut, pencarian terbalik dapat dilakukan dengan mengembalikan nomor telepon untuk akun yang ditargetkan. Dan, seperti yang kita lihat semakin banyak penggunaan nomor telepon untuk mengamankan aplikasi dan layanan, maka resikonya akan hilang, tulis Zak Doffman, pakar pengawasan dan cyber yang diakui secara luas, di Forbes.
Zak juga mengakui bahwa dia telah menulis berkali-kali sebelumnya tentang resiko privasi dan keamanan yang melekat pada akumulasi dan pembagian kumpulan data massal informasi pengguna oleh platform media sosial. Dan soal resiko keamanan dalam hal keamanan perdagangan untuk fungsionalitas atau kenyamanan. Sekali lagi, pengungkapan soal keamanan ini menekankan intinya.
Intinya, mengamankan akun media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan lain-lain adalah hal penting yang harus diingat. Selain itu, kamu juga bisa membatasi informasi yang dibagikan di akun media sosialmu. Karena dengan membatasi informasi yang dibagikan, maka dapat membatasi hacker dari mengeksploitasi datamu lebih banyak lagi. Semoga informasi ini bermanfaat!