
Chikungunya, Ternyata Tanda Gejalanya Hampir Sama Dengan DBD
Chikungunya merupakan penyakit virus yang menyerang menyerang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes aegypti atau Aedes albopictus, peran nyamuk berperan sebagai vektor yaitu organisme yang membawa virus chikungunya dalam tubuhnya tanpa terjangkiti. Nyamuk Aedes aegypti dapat ditemui di daerah tropis dan subtropis, sedangkan nyamuk Aedes albopictus hidup di daerah yang temperaturnya sedang dan lebih dingin. Kedua nyamuk ini bisana ditemukan terutama pada waktu pagi dan sore.
Pada kasus chikungunya telah terindentifikasi sekitar 60 negara Asia, Afrika, Eropa serta Amerika. Sedangkan di Indonesia berdasarkan laporan Kementrian Kesehatan RI tahun 2014 terdapat sekitar 7300 kasus chikungunya tanpa disertai kasus kematian, juga dilaporkan terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya di 8 kabupaten/kota dari 4 provinsindi Indonesia.
Etiologi
Penyakit chikungunya disebabkan oleh virus yang menyebar melalui gigitan nyamuk, virus chikungunya termasuk ke kelompok gen alfavirus dari famili Togaviridae banyak ditemukan di negara tropis. Pada umunya nyamuk ini menyerang pada siang hari, namun gigitan terutama terjadi saat dini hari dan sore hari.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala Chikungunya hampir sama dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), berikut adalah tanda dan gejala Chikungunya:
Baca Juga:
- Demam
- Nyeri sendi
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Bintik merah
- Kelelahan
- Mual muntal
- Kedinginan
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya penyakit chikungunya yaitu tinggal di negara tropis, pulang dari area yang terkena wabah penyakit chikungunya, dan tinggal di lingkungan yang sanitasinya buruk. Pada orang dewasa serta pada orang tua usia lanjut yang berisiko terserang penyakit ini yaitu yang memiliki kondisi tertentu seperti diabetes, hipertensi, bahkan penyakit jantung.
Diagnosis
Melakukan diagnosis dengan cara pengambilan sampel darah pada penderita penyakit ini, kemudian sampel darah tersebut diuji dengan tes serologi dan virologi (RT-PCR) di laboratorium. Kemudian keberadaan antibodi yang terindikasi infeksi chikungunya akan dikonfirmasi oleh tes ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assays).
Pengobatan
Tidak ada vaksin atau obat untuk virus chikungunya, pengobatan pada penyakit ini hanya sanggup untuk mengurangi gejala demam saja. Pada saat anda berkonsultsi pada dokter, dokter akan menyarankan Anda untuk beristirahat, mengonsumsi air dengan jumlah yang banyak yang bertujuan untuk mencegah dehidrasi, serta menghindari gigitan nyamuk.