
Reyyan tak akan pernah berhenti untuk membuktikan bahwa ayahnya tak bersalah. Apapun dan bagaimana pun caranya dia akan tetap terus berjuang. Agar kebenaran terungkap terutama kelicikan dan kebohongan yang disebarkan oleh Azize Aslanbey.
Reyyan meminta waktu sendiri agar hati dan pikirannya lebih tenang. Karena permintaan orang tuanya yang sangat memberatkan dirinya. Menceraikan Miran bukanlah hal mudah baginya. Dia masih ingin berjuang demi cintanya tapi jalan mereka tak semulus itu.
Setelah kehilangan surat yang akan menyelamatkan hidup ayahnya. Reyyan masih memiliki satu bukti kuat untuk menghancurkan kebohongan terencana yang dilakukan Azize. Ia masih memiliki satu kesempatan terakhi, yaitu sebuah cincin pemberian Miran. Cincin itu dibuat dan dipesan langsung oleh Hazar.

Keduanya rela pergi jauh dari Midyat demi mengunjungi Gabriel. Namun saat tiba di rumah Gabriel, keduanya harus menelan kekecewaan. Sebab Gabriel si pria tua telah istirahat. Anaknya yang menemui Reyyan dan Miran meminta keduanya kembali besok pagi.
Baca Juga:
Alih-alih menunggu sampai pagi tiba, mereka kembali terlibat perdebatan. Suara Reyyan yang mengeras membuat Miran menaikkan suaranya lagi. Anak Gabriel yang mendengar suara mereka pun meminta keduanya masuk ke dalam rumahnya. Awalnya mereka menolak tapi dipaksa oleh anak Gabriel karena tak ingin kehadiran mereka menganggu tetangga yang sedang istirahat.
Anak Gabriel tersenyum melihat keduanya berdebat lagi. Ia mengingatkan keduanya agar tetap mempertahankan kebiasaan tersebut. Sebab begitulah cinta, saling membentak dengan penuh cinta. Ucapan anak Gabriel membuat keduanya bungkam dan saling menatap.
Tidur bersama bukan hal yang Reyyan inginkan. Ia dengan sikap keras kepala memilih untuk tidak tidur. Mendapatkan jawaban istrinya yang keras kepala Miran akhirnya dapat meluluhkan hati Reyyan.
Keduanya tidur bersama, di tengah malam Reyyan terbangun dan melihat posisi tubuh Miran tanpa selimut. Ia bangun dan menutupi tubuh Miran dengan selimut mereka. Pagi harinya, Miran menang telak karena mendapatkan kepala istrinya berada di pelukannya. Miran senang melihat pemandangan tersebut lalu membangunkan Reyyan.
Pagi tiba, artinya Gabriel juga telah bangun dari istirahatnya. Begitu memiliki kesempatan bertemu dengan Gabriel, si pembuat cincin perak itu Reyyan menarik Miran ke kamar Gabriel dan menunjukkan cincin tersebut.
Pertemuan Reyyan dengan Gabriel membuat hati Miran sedih. Dia memutuskan untuk pergi dan akan mendengarkan kebenaran langsung dari mulut Reyyan. Ia pergi dengan air mata yang hampir menetes.

Momen dramatis berlanjut saat Reyyan mengetahui kebenaran bahwa Mehmet Aslanbey yang memesan cincin tersebut. Lagi, Reyyan kalah dengan kebenaran ayahnya. Cincin itu ternyata pesanan Mehmet Aslansbey, ayah Miran.
Hati Reyyan hancur dan menatap wajah Gabriel penuh curiga. Reyyan memaksa Gabriel mengingat kembali nama pemesannya tapi jawabannya tetap sama. Melihat ayahnya yang terus dipaksa mengingat masa lalu.
Anak Gabriel meminta Reyyan keluar karena dia tak ingin melihat ayahnya tersudutkan dan dipaksa untuk mengingat masa lalu mengenai pemesan cincin perak.