
Kenali 4 Jenis Vaksin COVID-19 Berdasarkan Komposisinya
Hari ini, pandemi Virus COVID-19 telah merajalela di seluruh belahan dunia. Virus ini telah menyebarkan ketakutan, kematian dan kerugian bagi setiap orang tanpa terkecuali. Untuk memberhentikan dampak dari virus ini, World Health Organization mengeluarkan mandat agar vaksinasi dikembangkan dan disuntikan. Dalam kurun waktu yang cepat, beberapa perusahaan farmasi telah sukses dalam menciptakan vaksin COVID-19 yang layak pakai, yakni memiliki efektivitas lebih dari 50%.
Apa itu Vaksin COVID-19?
Menurut World Health Organization (WHO) , vaksin merupakan metode sederhana, aman, dan efektif untuk melindungi seseorang dari penyakit yang berpotensi fatal sebelum mereka menderita penyakit tersebut. Vaksin bertujuan untuk memperkuat imun tubuh seseorang. Hal ini dilakukan dengan “mengenalkan” sang virus ke sistem kekebalan tubuh. Sehingga, ketika virus datang kedalam tubuh, antibodi dapat mengenali virus dan dengan tanggap memeranginya.
Dalam keadaan genting seperti ini, kebijakan pengembangkan vaksin dan penyuntikan vaksinasi COVID-19 secara masal akan diterapkan guna mencapai herd immunity. Herd immunity dapat didefinisikan sebagai adalah tahap di mana sejumlah besar orang telah diimunisasi terhadap suatu penyakit dan menghasilkan antibodi pelindung terhadap infeksi berikutnya. Ketika sebuah negara telah mencapai tahap tersebut, masyarakat dapat lebih leluasa melakukan kegiatan sehari-hari.
4 Jenis Vaksin COVID-19
Pengembangan vaksin tengah dilakukan oleh tenaga medis dan peneliti dari berbagai perusahaan medis di seluruh dunia. Beberapa vaksin COVID-19 telah dipatenkan dan dipakai untuk pemberlakuan vaksinasi. Contohnya adalah Sinovac, Pfizer dan Janssen.
Baca Juga:
Banyak yang masih berfikir bahwa semua vaksin adalah sama. Namun tahukah Anda bahwa setiap jenis vaksin memiliki komposisi yang berbeda-beda? Di bawah ini merupakan 4 Jenis Vaksin COVID-19 berdasarkan komposisinya:
1. mRNA

Vaksin mRNA merupakan vaksin yang dibuat dengan menggunakan cairan messenger RNA atau mRNA. Vaksin ini merupakan penemuan terbaru yang memungkinkan sel tubuh untuk membuat duplikasi protein permukaan virus COVID-19 (dikenal sebagai spike protein). Setelah disuntik vaksin, antibodi pelindung akan mengenali struktur dari virus sehingga ketika tubuh terinfeksi oleh virus tersebut, antibodi dapat dengan tanggap memeranginya.
Diantara vaksin yang lainnya, vaksin mRNA ini adalah vaksin dengan tingkat efektivitas yang paling tinggi dan dapat diproduksi lebih cepat.
- Contoh Vaksin Jenis yang menggunakan mRNA: Pfizer dan Moderna
- Efektivitas Vaksin: 94%-95%
- Dosis Vaksin: 2
- Interval minimal pemberian antar dosis: 3-4 minggu, 3 minggu untuk Pfizer dan 4 minggu untuk Moderna
2. Viral Vector

Pada tahun 1972, metode vaksin viral vector diciptakan sebagai alternatif bahan dari percobaan genetika molekuler. Semenjak itu, metode ini telah digunakan untuk pengembangan berbagai vaksinasi lainnya termasuk vaksin cacar air dan Ebola. Secara ringkas, dalam viral vector, materi genetik dari virus COVID-19 ditempatkan di dalam virus lain yang telah termodifikasi.
- Contoh Vaksin COVID-19 yang menggunakan Viral Vector: AstraZeneca
- Efektivitas Vaksin: 76%
- Dosis Vaksin: 2
- Interval minimal pemberian antar dosis: 12 minggu
3. Whole Virus

Sesuai dengan namanya, vaksin whole virus ini mengambil seluruh bagian dari virus dan disuntikan kedalam tubuh. Mukin terdengar cukup menyeramkan, tetapi, janganlah khawatir. Virus yang disuntikan merupakan virus yang telah dilemahkan atau tidak hidup.
- Contoh Vaksin COVID-19 yang menggunakan Whole Virus: Sinovac dan Sinopharm
- Efektivitas Vaksin: 65.9% untuk Sinovac dan 79% untuk Sinopharm
- Dosis Vaksin: 2
- Interval minimal pemberian antar dosis: 4 minggu untuk Sinovac dan 3 minggu untuk Sinopharm
4. Subunit Protein / Acellular

Tidak jauh berbeda dengan Whole Virus, Vaksin Subunit Protein juga memasukan virus. Namun, virus yang disuntikan kedalam tubuh hanya bagian yang telah dipilih secara khusus karena bagian tersebut mampu untuk merangsang sel-sel kekebalan tubuh.
- Contoh Vaksin COVID-19 yang menggunakan Subunit Protein: Novavax
- Efektivitas Vaksin: 90%-93%
- Dosis Vaksin: 2
- Interval minimal pemberian antar dosis: 3 minggu
Sangatlah baik untuk mengetahui efektivitas dan komposisi dari setiap vaksin COVID-19 yang telah terdaftar di Indonesia. Namun, harap diingat bahwa seseorang mungkin tidak diberi pilihan vaksin mana yang akan didapat dalam kurun waktu dekat. Persediaan vaksin saat ini sangatlah terbatas. Anda akan menerima jenis vaksin yang tersedia di lokasi tempat anda divaksinasi.
Setiap vaksin memiliki dampak yang berbeda. Efek samping dari vaksin normal terjadi karena tubuh sedang memerangi dan dalam proses mengenali cairan asing. Jika efek samping dari vaksin tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam, segera hubungi dokter untuk konsultasi.