Anak adalah suatu amanah atau titipkan dari Allah SWT yang harus dijaga oleh setiap orang tua. Mereka bertanggung jawab atas segala macam kebutuhan anak-anaknya, mulai dari pemberian sandang pangan, kasih sayang dan pendidikan agar kelak si buah hati bisa tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan berakhlakul karimah.
Mendidik, merawat dan mengasuh anak memang bukan perkara mudah. Ada kalanya mereka mudah diberitahu tapi sering juga terjadi konflik dan saling adu pendapat.
Setiap orangtua tentu ingin anaknya kelak jadi pribadi yang baik, bertanggung jawab dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya.
Begitupun sebaliknya, anak juga diwajibkan untuk menghormati kedua orang tuanya. Sebab perjuangan ibu takala ia mengandung selama 9 bulan tentu sangatlah berat. Kemudian, ibu bertaruh nyawa untuk melahirkan, menyusui dan merawat anaknya hingga tumbuh besar.
Sedangkan peranan ayah adalah mencari nafkah demi memenuhi segala kebutuhan keluarga. Sungguh, jasa kedua orang tua itu tiada bandingnya. Allah SWT berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (al-Ahqâf:15).”
Ayat diatas menegaskan bahwa islam mengajarkan seorang anak untuk berbuat baik kepada ibu dan bapaknya. Namun sayang, dewasa kini perlakuan anak kepada orang tua bisa dikatakan jauh dari kata sopan. Bahkan tak jarang mereka berlaku durhaka tanpa mengindahkan perintah Agama.
Pengertian Durhaka
Durhaka berasal dari kata al-‘aqqu yang berarti al-qath’u yaitu memutus, membelah, merobek, atau memotong. Dalam Islam, anak dikatakan durhaka pada orangtua (uquuqul walidain) apabila melakukan perbuatan atau mengucapkan sesuatu yang menyakiti hati orangtuanya.
Perbuatan durhaka kepada orangtua jelas dilarang oleh agama. Bahkan termasuk dalam dosa besar yang setara dengan mempersekutukan Allah SWT. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadist yang menjelaskan dosa berbuat durhaka, salah satunya disebutkan pada Hadist Riwayat Bukhari dibawah ini:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْكَبَائِرُ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ثُمَّ عُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ الْيَمِينُ الْغَمُوسُ قُلْتُ وَمَا الْيَمِينُ الْغَمُوسُ قَالَ الَّذِي يَقْتَطِعُ مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ هُوَ فِيهَا كَاذِبٌ
Dari Abdullâh bin ‘Amr, ia berkata: Seorang Arab Badui datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasûlullâh, apakah dosa-dosa besar itu ?” Beliau menjawab, “Isyrak (menyekutukan sesuatu) dengan Allâh”, ia bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian durhaka kepada dua orang tua,” ia bertanya lagi, “Kemudian apa ?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sumpah yang menjerumuskan”. Aku bertanya, “Apa sumpah yang menjerumuskan itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sumpah dusta yang menjadikan dia mengambil harta seorang muslim”. (HR al-Bukhâri, no. 6255)
Sebab-Sebab Anak Menjadi Durhaka
Dikutip dari Muslimah.or.id, sebab-sebab anak menjadi durhaka juga sedikit banyaknya disebabkan oleh orang tua, diantaranya:
Kebodohan
Kebodohan bisa dibilang merupakan penyakit yang ‘mematikan’. Orang bodoh adalah musuh bagi dirinya sendiri. Apabila seseorang tidak mengetahui akibat dari kedurhakaan dan hasil yang diperoleh dari berbakti kepada kedua orangtua, baik secara langsung ataupun tidak langsung, maka hal itu akan membawa seseorang kepada kedurhakaan dan memalingkan dari berbakti.
Jadi sebisa mungkin berikanlah ilmu Agama yang baik pada anak-anak sejak kecil. Hal ini merupakan ‘modal’ bagi mereka baik dunia maupun akhirat agar tidak menjadi orang-orang yang bodoh dan mengalami kerugian.
Pendidikan yang Tidak Baik
Orangtua yang tidak mendidik anak-anaknya agar bertakwa, berbakti, menyambung silaturrahim, dan mencari kemuliaan, maka hal itu akan membawa mereka kepada sikap membangkang dan durhaka.
Asuhan penuh kasih sayang, jadi teladan yang baik serta selalu mendampingi anak-anak adalah kunci agar kelak anak-anak menjadi pribadi lemah lembut dan tahu cara menempatkan diri serta menghormati orangtuanya.
Adanya Pertentangan
Kedua orangtua mengajarkan sesuatu kepada anak-anaknya, akan tetapi keduanya tidak mengamalkan apa yang telah mereka ajarkan, bahkan terkadang keduanya melakukan hal yang bertentangan dengan hal itu. Perkara ini akan memancing sang anak untuk melakukan pembangkangan dan kedurhakaan.
Misalnya selalu menyuruh shalat, tapi tak pernah shalat. Memaksa anak-anak untuk ibadah puasa tapi justru tak menjalankannya. Orangtua akan kehilangan wibawa karena pertentangan ini dan membuat anak jadi tak menghormati.
Kedurhakaan Orangtua Kepada Ibu dan Bapaknya
Hal ini merupakan salah satu sebab terjadinya kedurhakaan kepada orangtua. Apabila orang tua durhaka kepada ibu-bapaknya (kakek dan nenek sang anak), niscaya keduanya akan dihukum dengan kedurhakaan anak-anak mereka kepadanya.
Hal ini sering terjadi karena dua hal yaitu karena anak-anak akan meniru orang tuanya dalam berbuat durhaka danbalasan diberikan sesuai dengan jenis amalannya.
Ciri-Ciri Anak Durhaka
- Berkata “Ah” dan membentak orang tua
- Membuat orang tua bersedih dan menangis
- Menelantarkan dan tidak melayani orang tua
- Lebih mementingkan istri dibandingkan orang tua
- Memasang muka cemberut di depan orang tua
- Tidak menghormati orang tua
- Tidak menuruti perintah orang tua
- Mencela orang tua
- Tidak mengakui mereka sebagai orang tua
Azab Bagi Anak Durhaka
Adapun azab-azab yang diterima oleh anak durhaka, antara lain adalah:
Shalatnya Tidak Diterima di Sisi Allah SWT
Sia-sia saja shalatnya orang-orang yang durhaka kepada orang tuanya. Walaupun sekhusyuk apapun, tetap saja Allah SWT menolaknya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist: “Allah tidak akan menerima shalat orang dibenci kedua orang tuannya yang tidak menganiaya kepadannya”. (H.R. Abu al-Hasan bin Makruf).
Diharamkan Masuk Surga
Mereka juga diharamkan mencium aroma surga ataupun masuk kedalamnya. Sebagaimana hadist yang berbunyi: “Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan seorang dayyuts (merelakan kejahatan berlaku dalam keluargannya, merelakan istri dan anak perempuan selingkuh)”. (H.R. Nasa’i dan Ahmad).
Dibenci Oleh Allah SWT
Jika kamu ingin dicintai oleh Allah SWT, maka cintailah kedua orang tuamu. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:“Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah pun tergantung pada murka kedua orang tua”. (H.R. al-Hakim).
Ditimpa Azab di Dunia
Orang yang durhaka kepada bapak ibunya tidak hanya memperoleh dosa. Mereka juga akan diazab oleh Allah SWT selagi mereka hidup di dunia. Al-hakim dan al-Ashbahani, dari abu bakrah r.a. dari Nabi Saw, beliau bersauba, “Setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali dosa mendurhakai kedua orang tua. sesungguhnya Allah akan menyegerakan (balasan) kepada pelakunnya didalam hidupnya sebelum mati”.
Dianggap Kafir
Mendurhakai orang tua termasuk dosa besar, dan orang-orang yang berbuat demikian digolongkan dalam sifat kafir. Sebagaimana Hadist Riwayat Muslim yang berbunyi: “Jangan membenci kedua orang tuamu. Barang siapa mengabaikan kedua orang tua, maka dia kafir”.
Dosa-Dosanya Tidak Diampuni
Dari Aisyah r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda, “dikatakan kepada orang yang durhaka kepada kedua orang tua, “berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya Aku tidak akan mengampuni. “Dan dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orang tua, perbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya Aku mengampunimu.” (H.R. Abu Nu’aim).
Segala Amal Perbuatannya Dihapuskan
Meskipun kamu berbuat baik terhadap semua umat manusia di dunia, tapi kalau kamu durhaka pada orang tuamu, sungguh kebaikanmu itu sia-sia saja di sisi Allah SWT. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oelh Thabrani: “ada tiga hal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, seorang alim yang dipermainkan oleh orang dungu dan jahil”.
Itulah beberapa azab yang kelak ditimpakan kepada anak yang durhaka kepada orang tuanya. Dosa dan siksaanya begitu pedih baik di dunia ataupun di akhirat. Semoga kita bisa menjadi sosok yang berbakti kepada orang tua dengan tetap menjalankan Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman.