
Mengapa Kita Tidak Boleh Terlalu Banyak Makan Gorengan ?
“Makan gorengan tidaklah sehat.” Kalimat tersebut telah diketahui oleh kalangan masyarakat luas. Seringkali saat pergi ke dokter, besar kemungkinan bahwa dokter menyarankan untuk mengurangi konsumsi gorengan. Walaupun hampir semua orang tau bahwa makan gorengan adalah kurang baik untuk tubuh, banyak yang kurang memahami alasan dibalik hal tersebut.
Sebenarnya, mengapa kita tidak boleh terlalu banyak makan gorengan? Apa penyebab gorengan di-cap menjadi makanan yang harus dihindari? Yuk cari tau lebih lanjut!
Seperti Apa Sih Proses Penggorengan?

Menggoreng adalah metode memasak populer dengan minyak yang digunakan di seluruh dunia. Restoran dan rantai makanan cepat saji sering menggunakannya sebagai cara cepat dan murah untuk menyiapkan makanan. Ayam, bakwan goreng, pastel, dan risol adalah makanan gorengan yang populer di Indonesia.
Terdapat tiga metode penggorengan dalam dunia kuliner yakni:
Baca Juga:
- Sautéing / Stir Fry: Sebuah teknik memasak dimana makanan dimasak dengan sedikit minyak dan suhu panas.
- Shallow Frying: Sebuah teknik memasak dimana makanan dimasak dengan minyak yang sedikit lebih banyak dari sautéing atau stir frying namun makanan tidak sampai tenggelam dalam minyak.
- Deep Frying:
Untuk mengetahui lebih lanjut mengapa makanan yang dimasak dengan teknik penggorengan tidak sehat, kita harus dengan lebih dekat mengetahui proses sains dari metode tersebut. Apapun cara penggorengannya, peneliti menemukan bahwa makanan mengalami proses yang sama.
Penggorengan terjadi ketika makanan dimasukkan ke dalam minyak panas dan dengan cepat mulai mengalami dehidrasi. Ketika minyak dehidrasi terjadi, minyak akan menggantikan molekul air dalam makanan. Kandungan air di dalam bahan masakan segera mulai mendidih dan naik ke permukaan, menyebabkan asam lemak bebas terbentuk. Kerak bertepung di sekitar bagian luar lalu membantu mengunci kelembapan, mencegah makanan menjadi benar-benar dehidrasi.
Selama proses penggorengan, terjadi reaksi Maillard. Reaksi ini menghasilkan warna coklat keemasan yang kaya rasa pada makanan. Panas dari minyak juga terserap kedalam makanan dan memasak bagian dalam makanan, memungkinkan serat melunak, protein terdenaturasi, dan pati menjadi gelatin.
Kerak pelindung di sekitar makanan biasanya dibentuk dengan makanan yang mengandung banyak pati, seperti remah roti atau adonan berbahan dasar tepung, meskipun makanan bertepung alami seperti kentang dapat membuat lapisan luarnya yang renyah saat berada di penggorengan. Kerak tersebut ini sangat penting untuk proses penggorengan untuk mengunci kelembapan dan menghindari penyerapan minyak berlebih.
Maka dari itu, mempertahankan suhu minyak yang tepat sangat penting saat menggoreng. Jika suhu turun terlalu rendah dalam jangka waktu yang lama, kerak membutuhkan waktu terlalu lama untuk terbentuk, memungkinkan makanan menyerap lebih banyak lemak dan menjadi berminyak. Jika minyak menjadi terlalu panas, makanan akan gosong di permukaan sebelum benar-benar matang dan minyak juga akan terserap lebih banyak.
Mengapa Makan Gorengan Dapat Berbahaya?

Setelah mengetahui bahwa makanan gorengan adalah makanan dengan kadang minyak yang tinggi, mari ketahui lebih lanjut mengapa makan gorengan dapat berbahaya bagi tubuh.
Minyak di mana makanan biasa digoreng seringkali mengandung lemak trans, yang telah terbukti meningkatkan LDL (low-density lipoprotein) dalam tubuh. LDL adalah singkatan dari low-density lipoprotein dan juga dikenal sebagai jenis kolesterol jahat, yang dapat menyumbat arteri dan menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Penelitian juga mengatakan bahwa ada bukti konkrit yang menunjukkan konsumsi makanan yang digoreng secara berkelanjutan juga terkait dengan peningkatan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko lain dari penyakit jantung.
Belum lagi, makanan yang digoreng dapat menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu jika sering dimakan karena kalorinya yang tinggi. Faktanya, lemak trans yang terkandung dalam makanan yang digoreng dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
Oleh karena alasan kesehatan lah makanan gorengan harus dikonsumsi secara minimal.
Cara Mengurangi Minyak Pada Gorengan

Untuk mengurangi minyak pada gorengan, saringlah gorengan sebelum disajikan. Bisa juga dengan menaruh tissue di atas piring sebagai tatakan gorengan saat penyajian agar minyak dapat terserap oleh tissue. Dengan kedua cara inilah kadar minyak dalam makanan dapat dikurangi.
Menurut Healthline, jika ingin menikmati makanan gorengan yang lebih sehat, beberapa metode memasak alternatif ini dapat diimplikasikan:
- Penggorengan oven: Metode ini melibatkan memanggang makanan pada suhu tinggi (450 ° F atau 232 ° C), memungkinkannya menjadi renyah saat menggunakan sedikit atau tanpa minyak.
- Penggorengan melalu air-fryer: Makanan juga bisa “digoreng” dalam penggorengan udara panas. Mesin ini bekerja dengan mengitari makanan dengan udara yang sangat panas. Makanannya renyah di luar dan sangat lembab di dalam, seperti makanan gorengan tradisional, tetapi dengan minyak 70–80 persen lebih sedikit.