
Mengenal Hari Chuseok dan Kebiasaan Warga Korea Selatan Pada Hari Chuseok
Halo para K-Pop Lovers! Apakah kalian pernah mendengar perayaan hari Chuseok di Korea? Pasti ada sebagian yang belum mengetahuinya. Hari Chuseok adalah hari thanksgiving yang juga menjadi momen terpenting dan terbesar di Korea Selatan.
Kalau di Indonesia, orang-orang melakukan mudik pada hari raya Idul Fitri. Sedangkan di Korea Selatan, mereka melakukan mudik pada hari Chuseok itu sendiri. Jadi bisa dibilang kalau hari Chuseok itu adalah hari mudiknya penduduk Korea Selatan.
Dilansir dari Wikipedia.com, Chuseok atau ditulis sebagai Chusok (Hari Bulan Purnama), awalnya dikenal sebagai Hangawi ‘berasal dari Bahasa Korea Kuno untuk “pertengahan agung” (dari musim gugur)’, adalah sebuah festival panen utama dan hari libur nasional selama tiga hari di Korea Selatan yang dirayakan secara besar-besaran pada hari ke-15 bulan ke-8 kalender Lunar.
Seperti halnya kebanyakan festival panen lainnya di seluruh dunia, Chuseok dirayakan sekitar ekuinoks musim gugur. Perayaan ini berupa pesta makan untuk mengucapkan terima kasih atas keberhasilan panen, sehinga disebut juga sebagai Hari Panen, Festival Bulan Musim Panen, atau Hangawi. ‘Han’ artinya raya, ‘gawi’ artinya tengah, bila didefinisikan menjadi ‘hari besar di tengah-tengah musim gugur.
Baca Juga:
Tahun 2020, hari Chuseok jatuh pada tanggal 1 Oktober, dan periode liburnya dimulai dari tanggal 30 September sampai dengan tanggal 2 Oktober.
Sejarah Hari Chuseok
Hangawi sudah dikenal sejak periode awal kerajaan Silla (57 SM – 935) dalam bentuk perlombaan menenun antara dua tim. Pada hari Hangawi, tim dengan hasil tenunan yang paling panjang dinyatakan sebagai pemenang, sedangkan tim yang kalah harus menraktir tim yang menang dengan berbagai macam makanan yang enak-enak.
Tradisi Hari Chuseok
Berikut ini adalah beberapa tradisi yang sering dilakukan penduduk Korea Selatan yang menjadi ciri khas dari hari Chuseok itu sendiri, yaitu:
Salah Satu dari 3 Libur Utama di Korea Selatan
Chuseok adalah salah satu dari tiga liburan utama di Korea Selatan. Selain ada Seollal (Tahun Baru Imlek) dan Dano (hari ke-5 pada bulan ke-5 kalender Lunar), masyarakat juga merayakan Chuseok.
Mudik atau Pulang ke Kampung Halaman
Saat Chuseok, sebagian besar orang Korea berkunjung ke kampung halamannya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga maupun dengan teman-teman. Oleh karena itu, kondisi jalan raya pada saat hari Chuseok menjadi macet. Ya tidak beda jauh dengan Indonesia.
Liburan Chuseok juga memberikan kesempatan masyarakat setempat untuk menikmati pengalaman kebudayaan tradisional di seluruh negeri.
Charye
Ada dua tradisi dan kebiasaan saat Chuseok. Di pagi hari, masyarakat berkumpul di rumah bersama keluarga masing-masig untuk merayakan Charye atau kegiatan memorial leluhur.
Kegiatan resmi penghormatan leluhur ini diselenggarakan 2 kali dalam setahun, yaitu selama Seollal dan Chuseok. Selama acara ini, beras yang dipanen, alkohol, dan songpyeon (kue beras bentuk setengah bulan) dipersiapkan untuk keluarga leluhur yang datang. Setelah itu, semua anggota keluarga duduk bersama di dekat meja untuk menikmati sajian lezat yang dihidangkan.
Seongmyo
Tradisi kedua pada hari Chuseok adalah Seongmyo alias mengunjungi makam para leluhur. Masyarakat akan mencabut rumput yang tumbuh di sekitar makam leluhur mereka, serta memberi penghormatan dengan melakukan upacara pemakaman sederhana.
Permainan Tradisional
Karena Chuseok merupakan perayaan masa panen dan kelimpahan, periode liburan ini dibuat menyenangkan dengan ragam hiburan dan permainan tradisional.
Ada Samulnori (perkusi tradisional), Talchum (tari topeng), Ganggangsullae (tari Korea melingkar), dan Ssireum (gulat tradisional Korea).