
Melalui tulisan ini, aku mau review tentang laser CO2 di Natasha Skin Care. Sebelum aku kasih review- nya, aku mau kasih penjelasan dulu kenapa wajahku dilaser CO2.
Kenapa Wajahku Dilaser CO2
Aku melakukan treatment laser CO2 karena aku punya masalah dengan tahi lalat yang selama ini nempel di pinggir hidung sebelah kiri. Waktu aku kelas 3 SD, aku sama sekali gak punya tahi lalat. Cuma entah kapan dan penyebabnya apa tahi lalat itu tiba- tiba muncul.
Awalnya sih aku biasa aja, tapi semakin aku tambah dewasa tahi lalat ini jadi membesar dan agak nonjol gitu. Karena penasaran, aku searching di internet. Ada yang menyebutkan kalau tahi lalat itu ciri- ciri tumor jinak jika tahi lalat itu masih berukuran tetap. Ada juga yang menyebutkan kalau tahi lalat itu bisa jadi tumor ganas jika tumbuh membesar. Kalau dilihat dari karakteristiknya, tahi lalatku ini membesar.
Dari situ aku mulai merasa parno, cepet- cepet cari metode menghilangkan tahi lalat ini. Ada yang bilang pake salep, cuka apel, kapur sirih, dilaser, dicauter, dll.
Baca Juga:
Tadinya aku mau coba cara herbal aja pake kapur sirih, cuma mama ngelarang keras. Mama bilang takutnya itu malah bikin wajah jadi rusak. Jadi, aku cari solusi lain.
Aku penasaran dengan metode laser, aku cari-cari di internet mengenai metode tersebut. Aku baca beberapa blog yang me-review tentang pengalaman mereka saat dilaser. Review– nya positif. Selanjutnya, aku cari skin care mana yang ada di sekitar tempat tinggal – Sukabumi.
Menggunakan Laser CO2 Natasha Skin Care
Saat itu, Natasha Skin Care baru saja hadir di Sukabumi. Untunglah, aku gak usah capek- capek pergi ke luar kota cuma buat dilaser. Setelah sampai di tempat, aku disuruh daftar terlebih dahulu. Kemudian, aku konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Aku ditanya seputar perkembangan tahi lalatku, apakah ada rasa sakit atau ngilu, dan tahi lalat mana yang mau dilaser.
Dokter ngasih gambaran kalau misalkan laser ini dilakukan sekali gak menjamin tahi lalat ini bisa hilang seutuhnya alias bakal ada bekasnya. Tapi itu juga tergantung dari ukuran tahi lalat itu sendiri. Aku hanya manggut- manggut aja.
Setelah itu, aku masuk ke suatu ruangan khusus perawatan laser CO2. Ruangannya nyaman banget, ada musiknya, plus AC-nya dingin banget hehe…
Proses Laser Tahi Lalat
Aku disuruh berbaring di atas tempat tidur, ya mirip blankar rumah sakit cuma ini lebih nyaman. Ada laci di bawah tempat tidurnya jadi aku taruh tas di situ. Sebelum dilaser, wajahku di- facial sambil diajak ngobrol sama perawatnya. Enak banget wajahku jadi relax gitu dan rasa takut aku hilang.
Sejam aku nunggu, dokternya baru datang. Berhubung dokter wanitanya sedang ada klien, jadi aku ditangani dokter pria, cute sih mukanya oriental gitu (oops). Lalu, Kedua mata aku ditutup pake kapas basah. Hal itu dilakukan agar mataku gak kena radiasi sinar laser serta daerah sekitar tahi lalatku berada diberi bius lokal.
Rasanya dilaser itu kayak digigit semut. Gak kerasa sakit cuma pas mau selesai tiba- tiba jadi kerasa panas gitu. Aku refleks ngomong ke dokternya panas, kemudian dokter langsung ngasih obat bius lokal lagi ke wajahku (dilap gitu). Lama- kelamaan baunya kayak bau kebakaran. Terus aku dengar suaranya tuh kayak mesin las 🙁
Akhirnya proses lasernya selesai dan itu memakan waktu sekitar 2 jam. Wajahku yang bekas tahi lalat itu ditutupi kapas dan diplester.
Tak perlu lama- lama, aku langsung ke kasir untuk melakukan pembayaran. Aku diberi antibiotik berupa cream agar lukaku cepat sembuh. Total pembayarannya sekitar 800 ribuan, biaya perawatan lasernya 750rb/tahi lalat dan cream antibiotiknya seharga 50rb. Harga bisa berbeda- beda ya, karena aku melakukan laser ini sekitar bulan Oktober tahun 2015.
Selama 3 hari aku rutin pake cream antibiotik. Pantangannya gak boleh kena sinar matahari dan cuci mukanya pake air mineral buat minum, bukan air kran. Finally, aku puas dengan hasilnya. Gak ada bekas sama sekali dan tahi lalatku gak tumbuh lagi sampai sekarang. Happy banget 🙂 🙂