Sebagai manusia, kita pasti pernah merasa bingung dengan kondisi mental kita sendiri. Apa sih yang sedang kita rasakan? Apa yang sebenarnya terjadi sama diri kita? Apa yang dapat kita lakukan untuk membuat diri kita merasa lebih baik? Melewati hidup, tentunya masih ada pertanyaan-pertanyaan dalam benak kita yang mungkin sampai saat ini belum kita temukan jawabannya. Sehingga, kita seringkali mencari jawaban-jawaban tersebut di internet.
Guna menjawab rasa ingin tau kita, berbagai situs resmi maupun non-resmi berusaha untuk menyediakan solusi dalam bentuk edukasi tentang kesehatan mental. Mereka membagikan tentang macam-macam penyakit mental beserta dengan gejalanya. Hal demikianlah yang seiring waktu secara tidak langsung memicu masyarakat luas untuk berasumsi tentang kondisi kesehatan mental mereka tanpa pernyataan orang yang profesional dalam bidang tersebut.
Semenjak itulah, istilah “self-diagnose” mulai bertebaran di berbagai platform sosial media dari TikTok, Instagram, dan lain lain. Banyak yang sudah mengerti, namun tidak sedikit yang masih bingung. Apa itu sebenarnya self-diagnose?
self-diagnose adalah upaya mendiagnosa atau mengidentifikasi penyakit kita sendiri berdasarkan pengalaman pribadi maupun informasi yang tersedia di internet.
(White Swan Foundation, 2016)
Meskipun sangatlah baik untuk menyadari pentingnya kesehatan mental kita dan mencari solusi, tidaklah bijak untuk menyimpulkan bahwa kita mengidap suatu kondisi hanya berdasarkan informasi dari beberapa sumber yang kebenarannya dapat dipertanyakan. Karena pada kenyataannya, bahkan butuh waktu loh untuk psikologis dan psikiater mengetahui dengan pasti kondisi kita, padahal mereka sudah belajar tentang bidang psikologi dalam kurun waktu yang tentunya tidak singkat.
Nah, bagi kamu yang mungkin sudah bertanya-tanya, apa sih memangnya dampak buruk jika kita mendiagnosa diri kita sendiri? Di bawah ini adalah dua dari banyak efek yang tidak baik dari self-diagnose:
1. Self-Diagnose Dapat Memperburuk Kondisi Kamu
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, kita mengetahui bahwa self-diagnosis tidaklah akurat. Apabila self-diagnose dilakukan dan kita menganggap diri kita sendiri mengidap penyakit mental tertentu padahal kita sebenarnya hanya mengalami gejala atau hanya sedang melewati sebuah fase emosional, kita dapat merasakan overthinking.
Pikiran kita akan perlahan-lahan menerima self-diagnosis yang kita buat sebagai sebuah fakta. Mengikuti hal tersebut, stress dan kekhawatiran kita akan muncul dan malah bertambah. Pada akhirnya, self-diagnosis hanya akan memperburuk kondisi mental kita.
2. Diagnosa dan Pengobatan yang Keliru
Andai kita memang mengalami penyakit mental dan kita melakukan self-diagnose, diagnosa kita bisa jadi salah. Misalnya, kita mengalami mood swing dan website yang kita kunjungi menunjukan bahwa kita hanya terkena Bipolar Disorder. Di sisi lain, mood swing juga merupakan gejala Depresi. Ada kemungkinan kita hanya menderita Depresi, lebih parahnya kita mungkin bisa mengalami Bipolar Disorder dan Depresi secara bersamaan. Jika kita melakukan self-diagnose, kita tidak akan pernah tau sebenarnya apa yang terjadi sama diri kita. Dengan diagnosa yang salah dan keliru akan sangat sulit bagi kita untuk memperbaiki kondisi kita.
Sejumlah penelitian juga menunjukan bahwa beberapa gejala penyakit mental dapat ditemukan di pasien tumor otak, sakit jantung, dll. Dalam skenario terburuk dan tertentu, gejala yang kita alami bisa jadi merupakan tanda bahwa kita menderita penyakit fisik. Tidak mengunjungi orang professional dalam bidang psikologi akan memperburuk kondisi dan situasi kita karena kita tidak tau penyakit sebenarnya, fisik atau mental dan penanganan yang tepat untuk itu.
Lalu, jika kita tidak disarankan untuk melakukan self-diagnose, bantuan macam apa yang kita dapat cari untuk memperbaiki atau meningkatkan kesehatan mental kita? Ketika kita merasa keseharian kita terganggu akibat kondisi kesehatan mental kita yang buruk, akan sangat baik untuk kita meluangkan waktu untuk pergi ke psikiater atau psikolog di Rumah Sakit terdekat.
Dengan begitu, kita dapat mengetahui secara jelas apa yang kita sedang alami dan solusi lebih lanjutnya. Namun, bagi kita yang merasa kondisi kesehatan mental kita masih dapat kita tangani tanpa bantuan professional, kita bisa melakukan aktivitas positif dan mencari bantuan dari lingkungan sekitar kita atau diskusi secara online melalu aplikasi kesehatan terpercaya untuk berdiskusi dengan dokter.