
Jupiter adalah planet terbesar di Tata Surya, merupakan planet terdekat kelima dari Matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Jupiter sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Planet ini memiliki inti yang kemungkinan adalah bebatuan padat dari unsur-unsur berat. Meski begitu, permukaan planet Jupiter tidak padat seperti planet Bumi dan Mars yang teksturnya lebih padat.
Seperempat massa planet Jupiter merupakan helium, meskipun jumlah helium hanya sepersepuluh komposisi Jupiter. Planet ini juga diselimuti samudera hidrogen cair dan atmosfirnya dipenuhi awan hidrogen dan helium.
Jupiter telah dikenal oleh para astronom sejak zaman kuno, planet Jupiter ini banyak dikaitkan dengan mitologi dan kepercayaan religius oleh banyak peradaban. Maka dari itu, bangsa Romawi menamai planet ini dari dewa Yupiter dalam mitologi Romawi.
Jupiter merupakan raksasa gas yang berulang kali menyelamatkan Bumi dari hujan meteor. Planet ini memiliki massa seperseribu massa Matahari dan dua setengah kali massa dari semua planet di Tata Surya. Planet Jupiter terkadang disebut planet Jovian atau planet luar bersama dengan ketiga raksasa gas lainnya dalam tata surya yaitu Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Jupiter termasuk kedalam kelompok benda langit tercerah ketiga setelah Bulan dan planet Venus. Tetap berada di posisi benda langit tercerah ketiga di Tata Surya, walaupun dalam keadaan tertentu planet Mars mampu menyaingi kecerahan planet Jupiter.
Pada hari Senin, (10/6/2019) kemarin, Planet Jupiter berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi sehingga dapat dilihat jelas dengan mata telanjang karena Jupiter akan terlihat sangat besar dan cerah di langit malam sebagaimana yang disebutkan dalam laporan resmi NASA.
NASA menyebutkan di laman resminya, “Planet terbesar sistem Tata Surya ini akan terlihat seperti permata yang indah dan terang walau dengan mata telanjang, tapi akan terlihat fantastis melalui teropong atau teleskop kecil yang akan memungkinkan Anda untuk melihat empat bulan terbesarnya”.

Bukan hanya penampakan Jupiter, tetapi keempat bulan terbesarnya juga dapat dinikmati, yaitu ; Io, Europa, Callisto, dan Ganymede yang mana memiliki diameter lebih besar daripada planet Merkurius. Keempat bulan tersebut dikenal juga sengan sebutan satelit Galilea karena ditemukan oleh astronom Galileo Galilei pada tahun 1610.
Saat ini diketahui bahwa planet Jupiter memiliki 79 jenis satelit alami atau bulan yang mengelilinginya. Jarak dari masing-masing bulan berkisar antara 1 mil.
Dekatnya jarak Jupiter dengan Bumi merupakan hasil dari fenomena tahunan yang disebut Oposisi. Dimana Bumi berada di posisi sejajar diantara Jupiter dan Matahari. Selama fenomena ini terjadi, Jupiter akan terbit saat matahari mulai terbenam dan akan terus terlihat sampai matahari terbit. Fenomena ini diklaim dapat dilihat dari seluruh dunia.
Dilansir dari CNN Indonesia, Kepala LAPAN “Thomas Djamaluddin” menjelaskan, pada saat matahari terbenam, Jupiter terbit di ufuk timur. Pada malam hari akan tampak sebagai bintang cemerlang sampai menjelang matahari terbit. Sayangnya, Thomas mengungkap Jupiter hanya akan terlihat sebagai bintang terang jika dilihat dengan mata telanjang.
“Jupiter berada pada posisi berlawanan arah dengan matahari (oposisi). Jadi bisa disebut Jupiter purnama,” ujarnya.
Jupiter masih akan terlihat meski tidak dalam posisi terbaik pada beberapa minggu kedepan. Apabila Anda melewati momen ini, Anda dapat menikmati momen terbaik Jupiter selanjutnya dalam 13 bulan, tepatnya pada bulan Juli 2020.