Sejarah Kenapa Mochi Jadi Makanan Khas Sukabumi dan Tutorial Cara Membuat Mochi yang Enak dengan Mudah

0

Sukabumi merupakan sebuah kota kecil yang berada di Provinsi Jawa Barat. Salah satu makanan yang terkenal dari kota ini adalah kue moci. Kue moci memiliki bentuk bulat, bertabur tepung dan terasa kenyal ketika dimakan. Kue ini memiliki rasa manis yang berasal dari adonan gula. Bahan pembuatannya berasal dari tepung ketan, gula, kacang tanah tepung gula dan tepung tapioka.

Kue moci biasanya di jual di dalam sebuah keranjang, karena hal inilah kue moci juga disebut dengan kue keranjang. Setiap keranjang biasanya berisi lima hingga tujuh butir kue moci.

Asal-Usul Mochi

ads by posciety

Dilansir dari laman iniSukabumi.com, ternyata ada dua versi tentang asal usul kue mochi ini. Yang pertama, ada yang mengatakan bahwa kue mochi ini dibawa oleh tentara Jepang yang pernah menduduki Indonesia. Pada masa itu, ada orang-orang pribumi yang menjadi juru masak di barak-barak militer Jepang.

Barak militer saat itu ada di Sekolah Calon Perwira (SECAPA) yang di masa kolonial di kenal dengan nama politie school, yang terletak di Jalan Bhayangkara.

Pada masa Jepang, sekolah digunakan menjadi pertahanan militer utama Jepang di Sukabumi.Lalu untuk untuk yang kedua, ada juga yang memberi keterangan bahwa makanan ini telah diwariskan secara turun-temurun oleh warga keturunan Tionghoa yang cukup banyak jumlahnya di Kota Sukabumi. Makanan ini sering disajikan dalam acara-acara pernikahan dan Tahun Baru Imlek.

Sungguh menarik jika menyikapi kedua perbedaan keterangan di atas. Memang sedikit menimbulkan polemik mengenai kapan tepatnya makanan ini masuk ke daerah Sukabumi dan bagaimana proses peralihan keahliannya, sehingga bisa menyebar luas.

Karena pada kenyataannya, makanan ini adalah makanan tradisional Jepang dalam upacara yang dikenal dengan mochitsuki, yaitu upacara minum teh dengan Mochi sebagai makanannya.

Namun, hal yang menarik kemudian, Mochi Sukabumi merupakan mochi yang berbeda dari mochi Jepang. Dalam mochi Jepang tidak dikenal pembungkus dari bambu untuk Mochi. Selain itu, kacang tanah yang menjadi isinya tidak ditemukan dalam mochi Jepang.

Oleh sebab itu, asumsi yang paling mendekati kebenaran, kenyataanya Indonesia pernah di duduki Jepang (1942–1945). Hal ini memungkinkan terjadinya pewarisan keahlian dari bala tentara Jepang kepada penduduk lokal yang bekerja di dapur-dapur militer.

Fakta-fakta lain yang bisa menguatkan asumsi ini adalah adanya interaksi ekonomi antara orang-orang Jepang dan penduduk lokal yang sebetulnya sudah terjadi sebelum Jepang menduduki Indonesia.

Sekitar tahun 1930-an, hanya ditemukan toko-toko bahan makanan Jepang yang dikenal dengan sebutan bussando di kota-kota seperti Batavia, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Toko-toko Jepang tersebut menjual berbagai kebutuhan sehari-hari berupa bahan makanan pokok.

Di Cianjur, yang letaknya begitu dekat dengan Kota Sukabumi, sekitar tahun 1920-an, di temukan sebuah toko Jepang yang menjual bahan makanan pokok. Nama pemiliknya adalah Togashi Takeomi.

Setelah ditelusuri lebih jauh, dengan memakai metode sejarah lisan, ternyata usaha mochi ‘lah yang berasal dari warga keturunan Cina (Tionghoa). Kesaksian ini didapatkan dari Didin Syamsudin, pemilik Mochi Rejeki. Menurut Didin, mengenai hal ini, ia memberi petunjuk bahwa usaha mochi pertama di kota Sukabumi adalah Mochi Garuda.

Sejak ia menjadi pedagang asongan pada tahun 70-an, Mochi itu sudah ada, dan merupakan satu-satunya di kota Sukabumi. Letak Mochi Garuda tidak terlalu jauh dari mochi miliknya, yaitu di daerah Kota Paris, Kelurahan Kebonjati, tepatnya di Jalan Otista No. 39.

Usaha Mochi Terlaris di Sukabumi

Kini, tercatat lebih dari 10 produsen kue mochi menjalankan usahanya di Sukabumi. Berbisnis kue mochi adalah bisnis yang menjanjikan karena tak butuh modal besar, selain itu bahan baku pembuatan kue mochi mudah didapat dan pembuatannya cukup sederhana.

Dengan adanya kue mochi sebagai makanan yang menjadi ciri khas Sukabumi, hal ini menjadikan perekonomian masyarakat Sukabumi meningkat. Jika berkunjung ke Sukabumi, kue mochi dapat dijumpai di sejumlah pasar swalayan maupun kawasan pertokoan di Sukabumi.

Bagi Anda yang ingin membeli kue langsung dari tangan pembuatnya, bisa datang ke sejumlah tempat pembuatan kue mochi di Jalan Otto Iskandardinata No. 39, Jalan Ahmad Yani No. 170/190, dan Jalan Bhayangkara Gang Kaswari.

Gang Kaswari sendiri sudah sejak lama dikenal sebagai pusat produksi dan penjualan kue mochi. Terdapat lima produsen sekaligus penjual kue moci yang mengusung merek dagang yang berbeda di Gang Kaswari, yaitu Lampion, Mahkota, Putra Mandiri, Bakat Jaya, dan Kharisma. Lampion merupakan merk dagang kue mochi yang paling banyak mempunyai pelanggan.

Bagaimana Cara Membuat Mochi?

Selain dapat membelinya saat ini sudah banyak resep pembuatan kue moci, sehingga anda semua dapat membuat kue mochi sesuai dengan selera yang anda miliki. Dikutip dari Katalogwisata.com, berikut ini merupakan cara membuat kue mochi:

Bahan Kulit Mochi

  • 30 gram tepung beras
  • 150 gram tepung ketan
  • 250 ml air
  • 60 gram gula pasir
  • 1/4 sendok teh garam beryodium
  • 1/2 sendok teh vanili
  • Pewarna makanan secukupnya
  • 1 sendok makan air kapur sirih
  • 100 gram tepung maizena, untuk lapisan luar sangrai dengan api kecil

Bahan Isi Mochi

  • 100 gram selai kacang
  • 200 gram kacang tanah, sangrai dan haluskan
  • 3 sendok makan gula halus
  • 1 sendok makan susu kental manis

Cara Pembuatan

  1. Campur semua bahan kulit kecuali air, aduk-aduk hingga tercampur rata. Tuang air sedikit demi sedikit, dan uleni hingga adonan menjadi kalis.
  2. Kukus adonan selama kurang lebih 15 menit, keluarkan adonan kemudin aduk-aduk, lalu masukkan kembali adonan dan kukus kembali selama 20 menit sampai matang. Angkat lalu diamkan hingga adonan hangat.
  3. Campur semua bahan isi, aduk-aduk hingga tercampur rata.
  4. Ambil sebagian adonan kulit mochi, pipihkan, masukkan bahan isi, kemudian bentuk adonan menjadi bulat. Gulingkan adonan bulat ke dalam tepung maizena yang sudah di sangrai sebelumnya, lalu angkat dan sajikan.
Artikel Lainnya
Berikan Komentar

Website ini menggunakan cookie untuk pengalaman yang lebih baik Setuju & Tutup Selengkapnya