Dikutip dari nextskills.com, penelitian tentang keterampilan masa depan adalah topik hangat saat ini dengan perubahan mendasar di pasar kerja karena didorong sejumlah faktor yang kuat. Sementara banyak penelitian berfokus pada perubahan yang dibawa melalui teknologi digital, mereka menghubungkan keterampilan masa depan secara langsung dengan keterampilan digital, yang sama pentingnya dengan itu, hanya mewakili satu sisi mata uang keterampilan masa depan.
Definisi Skill (Keterampilan) Masa Depan
Keterampilan masa depan adalah kompetensi yang memungkinkan individu untuk memecahkan masalah kompleks dalam konteks tindakan yang dilakukan dengan cara yang terorganisir sendiri dan memungkinkan mereka untuk bertindak (membuahkan hasil). Mereka didasarkan pada sumber daya kognitif, motivasi, kemauan dan sosial, berbasis nilai dan dapat diperoleh dalam proses pembelajaran.
Namun, pertanyaannya adalah bisakah lulusan perguruan tinggi benar-benar dipersiapkan untuk masa depan dengan menguasai pengetahuan ini? Apakah kita sudah memiliki konsep yang memadai untuk pengembangan kompetensi di perguruan tinggi? Atau apakah kita membutuhkan sesuatu yang baru, sesuatu yang radikal?
Top Universities menuliskan di blognya, bahwa dalam waktu 11 tahun mendatang, atau di tahun 2030, kemungkinan besar kamu akan bekerja di pekerjaan yang bahkan belum ada – dan tidak, kita tidak berbicara tentang membuat mobil terbang atau mengembangkan mesin waktu pertama di dunia. Dunia kerja berkembang dengan cepat, yang berarti kamu harus mencari cara untuk mempersiapkan peran pekerjaan di masa depan yang tidak mungkin diprediksi saat ini.
Tentu saja, tidak ada ramalan yang dapat memberi tahu kita dengan tepat keterampilan apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan. Namun, dengan bantuan University of the Witwatersrand, hasil penelitian mereka telah menemukan lima keterampilan yang diyakini akan sabgat diperlukan untuk berhasil dalam karir masa depanmu, apa pun bidangnya.
Fleksibilitas Kognitif
Munculnya teknologi digital berarti kamu harus mampu menangani banyak peluang dan tantangan yang menyertainya. Apakah kamu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan mengkonseptualisasikan banyak ide yang kompleks sekaligus? Jika demikian, kamu menunjukkan kualitas yang ada pada multi-tasker tingkat lanjut dan yang sangat dihargai oleh pemberi kerja dan perekrut.
Literasi Digital dan Pemikiran Komputasi
Karena dunia terus bergantung pada teknologi yang sangat teknis dan terus berkembang, maka kebutuhan akan mereka yang memiliki keterampilan digital yang sesuai juga meningkat.
Kamu pasti pernah mendengar tentang STEM (Science, Technology, Engineering, Math), tetapi pernahkah kamu mendengar tentang SMAC (Social, Mobile, Analytics, Cloud)? Meskipun sepertinya kita dibombardir dengan istilah-istilah digital, tapi literasi digital menawarkan kita kemampuan yang melampaui apa yang sebelumnya dianggap mungkin dalam hal teknologi yang sedang berkembang, seperti kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin, Internet of Things (IoT), dan ilmu data.
“Kita perlu melatih para sarjana untuk menghadapi tantangan abad ke-21, beberapa di antaranya mungkin belum kita temui,” kata Profesor Adam Habib, Wakil Rektor dan Kepala Universitas Witwatersrand.
Katanya, kita perlu bekerja lintas sektor untuk mengembangkan teknologi yang diperlukan bagi kita untuk melompati ribuan tahun kemiskinan, pengangguran, dan ketidaksetaraan, dan dengan pengembangan teknologi ini kita akan memprioritaskan kemanusiaan sebelum keuntungan dan kekuasaan.
Gelar master dalam kecerdasan buatan atau e-Science dapat membantu memajukan keahlian digital mu dan mempercepat ketajaman teknis mu di bidang yang sedang berkembang ini, mulai dari belajar tentang visualisasi dan eksplorasi data, hingga kecerdasan komputasi, dan teknologi bahasa alami.
Penilaian dan Pengambilan Keputusan
Meskipun robot dan teknologi otomasi mungkin lebih baik daripada manusia dalam hal lain seperti perhitungan dan pemecahan diagnostik, manusia tetap akan berurusan dengan sisi subjektif dari analitik data.
Mengingat kita berada di puncak revolusi industri keempat (4.0), kita masih membutuhkan seseorang yang mampu menunjukkan kepada dunia apa arti angka dan signifikansinya.
Kecerdasan Emosional dan Sosial
Untuk segala sesuatu yang dapat digantikan oleh teknologi digital dan kecerdasan buatan, kecerdasan emosional dan sosial tetap menjadi kemampuan manusia yang unik.
Di beberapa sektor, kualitas ini sangat penting. Permintaan pekerjaan di bidang perawatan kesehatan, misalnya, sedang meningkat, menunjukkan bagaimana beberapa peran akan selalu membutuhkan elemen manusia. Pekerjaan masa depanmu kemungkinan besar akan mencakup bekerja sama dengan orang lain, jadi memiliki empati, kemampuan untuk berkolaborasi, serta keterampilan komunikasi yang sangat baik adalah sesuatu yang pasti akan kamu butuhkan.
Pola Pikir Kreatif dan Inovatif
Meskipun sebuah laporan oleh Forum Ekonomi Dunia pada tahun 2018 menunjukkan bahwa otomatisasi robot akan menciptakan lebih banyak pekerjaan daripada menggantikannya, kamu masih dapat melakukannya dengan baik untuk tetap menggunakan keterampilan kreativitasmu dan mempertahankan pola pikir yang inovatif.
Sama seperti memiliki kecerdasan sosial yang luar biasa, kreativitas alami adalah sesuatu yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh teknologi digital terbaru. Ingatlah ini: selama kamu bisa berpikir di luar kotak (out of the box), kamu akan baik-baik saja.