Suporter Timnas Indonesia Dikeroyok di Malaysia, Menpora Malaysia: Itu HOAX!

0

Beredar di media sosial Twitter kronologi pengeroyokan suporter Timnas Indonesia di Malaysia versi korban. Pengeroyokan suporter timnas Indonesia terjadi di Malaysia sebelum laga antara skuat Garuda melawan Malaysia pada lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Laga antara timnas Indonesia melawan Malaysia dihelat di Stadion Bukit Jalil, Selasa (19/11/2019).

Kronologi Kejadian Pengeroyokan

Kronologi pengeroyokan berdasarkan versi korban beredar di twitter fan Semen Padang, @spartacks_spfc. Berdasarkan utas dari twitter @spartacks_spfc, pengeroyokan tersebut terjadi satu hari sebelum laga Malaysia melawan timnas Indonesia.

https://twitter.com/spartacks_spfc/status/1197894726415814656

Yovan Restu, 23 tahun, menjadi korban pengeroyokan suporter Malaysia. Dia mengisahkan malam mencekam dalam insiden malam itu.

Yovan, seorang pria dari Padang, datang langsung ke Kuala Lumpur untuk mendukung Timnas Indonesia melawan Malaysia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Laga tersebut berlangsung di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (19/11/2019) malam waktu setempat.

Dia relaks saat tiba di Negeri Jiran, sehari sebelum pertandingan, Senin (18/11/2019). Bahkan, dia sempat pergi makan bersama teman-temannya di daerah Bukit Bintang.

Usai makan itulah petaka menghampirinya. Yovan berpisah dengan rombongan suporter Indonesia lainnya setelah menyantap hidangan. Dia tak sendirian sih. Yovan berdua dengan Fuad, teman dari Jakarta, untuk kembali ke penginapan yang juga berada di kawasan Bukit Bintang.

Kedua pria itu memesan taksi online. Saat taksi datang sekitar pukul 02.00 malam, Yovan dan Fuad diadang gerombolan suporter Malaysia. Fuad sudah masuk ke taksi, namun Yovan belum sempat masuk lantaran sudah lebih dulu ditarik pengadang. Fuad refleks ke luar dari taksi.

Mereka berdua lalu diminta untuk berbahasa Melayu. Yovan dan Fuad hanya diam karena tak bisa bicara bahasa ibu negara setempat.

Kelompok suporter ini lantas meminta keduanya ikut ke sebuah tempat. Yovan dan temannya menolak, karena penolakan itu keduanya dipukuli dan diseret.

“Mereka tanya saya asal mana, saya diam. Terus mereka suruh bahasa Melayu, tapi masih diam karena saya tidak bisa,” ujar Yovan dalam sambungan telepon kepada detikSport, Sabtu (23/11/2019).

“Setelah itu, kami ditarik mau dibawa ke suatu tempat. Kami menolak karena kalau dibawa, khawatir keselamatan. Jumlah mereka belasan. Kami dipukuli karena coba melawan,” dia menambahkan.

“Saya sempat tidak sadar diapain lagi karena roboh setelah dipukuli. Teman saya cerita tasnya dirampas, isinya barang berharga, paspor, uang, handphone,” Yovan menambahkan.

Pengeroyokan terjadi sekitar hampir setengah jam. Yovan dan Fuad kemudian menyelamatkan diri dengan pergi ke penginapan kawan lainnya yang juga di Bukit Bintang.

Yovan kemudian membagikan info ke teman-teman lainnya lewat handphone yang selamat. Ada pula kawannya yang asal Malaysia ikut membantu untuk ke rumah sakit dan bikin laporan ke pihak polisi setempat.

“Handphone saya untung selamat. Lalu saya kontak kawan-kawan lainnya. Ada juga teman dari Malaysia yang bantu untuk tanggung biaya rumah sakit. Saya cuma kehilangan uang, sedangkan Fuad hilang dokumen (paspor) dan besoknya kami langsung urus ke KBRI di Malaysia,” ujar Fuad.

Karena harus mengurus dokumen, Yovan dan Fuad tak punya waktu ke stadion untuk mendukung Indonesia. Berkas untuk kepulangan Fuad baru tuntas pada Rabu siang waktu setempat.

“Saya sampai di Padang pada Rabu siang setelah urusan Fuad selesai. Sampai sekarang, saya masih menunggu kelanjutan laporan saya ke kepolisian Malaysia,” kata Yovan.

Menpora Malaysia : Pengeroyokan Itu Hoaks!

gambar 1 - menpora malaysia
img: IndoZone

Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq, kembali memberi pernyataan terkait pengeroyokan suporter Indonesia. Ia mengklaim kabar itu hoax.

Video pengeroyokan suporter Indonesia oleh suporter Malaysia beredar luas di media sosial. Suporter Indonesia itu kabarnya berangkat ke Malaysia guna menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia melawan Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (19/11/2019).

Sebelumnya Dilansir dari DetikSport, Syed Saddiq mengaku sudah memerintahkan Polis Diraja Malaysia untuk menginvestigasi kabar itu. Kini, ia memberi pernyataan bahwa video itu hoax.

Lewat akun Twitter resminya, Syed Saddiq meminta masyarakat Indonesia tidak termakan hoax terkait kabar adanya suporter Indonesia yang dikeroyok dan ditusuk di Malaysia.

“Kepada rekan-rekan di Indoensia, tolonglah jangan percaya hoax, berita palsu, fitnah, yang mengatakan bahwa ada pendukung Indonesia yang dipukul dan juga ada penusukan yang dilakukan oleh pendukung Malaysia,” kata Saddiq.

“Saya sendiri telah membuat laporan ke polisi, saya juga telah menghubungi pihak kepolisian Malaysia, yang telah menghubungi pihak kepolisian Malaysia bahwa video itu adalah hoax, bohong, fitnah, tidak betul. Video itu tidak ada hubungannya dengan pertandingan sepakbola antara Malaysia dan Indonesia”.

Jadi, jangan karena hoax, hubungan antara dua negara ini jadi keruh. Kita merupakan rekan serumpun, jangan memecahbelahkan rakyat Malaysia dan Indonesia karena ini penipuan yang begitu serius. Pihak Kemenpora Indoensia juga telah membenarkan bahwa ini penipuan dan hoax,” jelasnya.

PSSI Benarkan Berita Pengeroyokan Suporter Timnas

Dikutip dari DetikSport, Ketua PSSI, Iwan Bule, membenarkan adanya pengeroyokan suporter Indonesia di Malaysia. Ia sudah menyusun langkah agar kasus ini diusut tuntas.

“Benar telah terjadi pengeroyokan di bukit bintang. Korban saat ini sudah bisa kembali ke Indonesia setelah KBRI memberikan Surat Perjalanan Laksana Pasport,” ujar Iwan Bule saat dihubungi detikSport lewat telepon.

“Korban juga sudah membuat laporan dan kami melayangkan nota protes ke Wilayah Persekutuan setingkat Provinsi kalau di Indonesia agar kasusnya diusut tuntas”.

Untuk kasus penahanan ketiga WNI, Iwan mengatakan pihak KBRI akan melakukan konsuler. Mereka akan mendampingi ketiga korban tersebut.

“Kasus penangkapan 3 WNI, ketiganya masih dalam tahap penahanan. Ini terkait unggahan di media sosial ancaman bom di bukit Jalil dan kami akan mengajukan permohonan akses konsuler,” ujarnya menambahkan.

“Kami akan berusaha untuk memulangkan mereka. Namun akan cukup sulit andai sudah berhubungan dengan peraturan hukum di sana,” jelasnya.

KBRI di Malaysia Konfirmasi Kasus Pengeroyokan Suporter Timnas

Dilansir dari laman Kompas, Jumat (22/11/2019) Kepala Fungsi Konsuler KBRI KL, Yusron Ambardi, membenarkan bahwa ada suporter Indonesia yang dipukuli oleh suporter Malaysia.

Namun dirinya mengatakan, bahwa peristiwa terjadi sehari sebelum pertandingan dimulai.

“Memang benar ada insiden pemukulan suporter Indonesia dan passportnya direbut. Tapi, itu sehari sebelum pertandingan,” kata Yusro Ambardi.

“Dia sudah datang ke kita untuk minta perlindungan. Sayangnya, ketika dihubungi lebih lanjut, yang bersangkutan mungkin sudah kembali ke Indonesia,” ucap Yusro Ambardi.

Selain itu, terkait kasus penusukan dan ditangkap karena kericuhan setelah pertandingan bisa dipastikan hoax.

“Sedangkan isu ada suporter yang meninggal karena ditusuk itu tidak benar,” ucap Yusro.

“Demikian pula isu ada suporter yang meninggal dunia karena ditusuk itu tidak benar,” ujar Yusro.

Artikel Lainnya
Berikan Komentar

Website ini menggunakan cookie untuk pengalaman yang lebih baik Setuju & Tutup Selengkapnya