Setiap orang mengetahui apa yang dirasanya salah dan mengerti bagaimana cara menggambarkan perasaannya. Akan tetapi, tidak semua orang bisa menggambarkan atau meluapkan emosinya. Bahkan bingung terhadap perasaannya sendiri dan tidak dapat menjelaskan apa yang dia rasa.
Jika seseorang mengalami hal tersebut, ada kemungkinan seseorang tersebut menderita gangguan mental yang disebut Alexithymia. Orang yang menderita penyakit ini dikenal sebagai sosok yang terlalu logis, tidak sentimentil, tidak bersahabat karena kurang empati, membuat keputusan pribadi berdasarkan prinsip bukan perasaan. Kondisi ini karena si penderita tidak mampu mengeluarkan apa yang dirasakannya.
Biasanya orang yang dengan gangguan ini lebih banyak menyendiri, memiliki kemampuan empati yang kurang, mengalami kesulitan besar dalam memahami dan merespons perasaan orang lain. Berikut ini penjelasan mengenai penyakit Alexithymia.
Apa Itu Alexithymia ?
Alexithymia merupakan gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan secara verbal emosi dan perasaan yang dialami di dalam dirinya seperti orang lain.
Orang yang secara verbal tidak bisa mengekspresikan emosi negatif yang dirasakannya akan mengalami kesulitan untuk menetralkan emosi dalam tubuhnya.
Ciri-Ciri Alexithymia
Sebelumnya, Alexithymia sering dianggap disertai dengan gangguan psikosomatis yang melibatkan gejala fisik dari tubuh yang diperburuk oleh pikirannya seperti orang yang sangat marah tapi tidak bisa mengekspresikan kemarahannya akan mengalami sakit perut.
Namun, keluhan ini bisa muncul dalam bentuk yang berbeda, bahkan dalam studi terbaru diketahui pada beberapa orang dengan Alexithymia justru tidak menunjukkan keluhan fisik apapun.
Adapun ciri-ciri Alexithymia ditandai dengan disfungsi emosional dalam kesadaran, sulit bersosialisasi dan sulit menghargai orang lain. Mereka juga terkadang sulit berempati dengan orang dalam menghadapi sesuatu.
Selain itu, ada juga beberapa tanda yang dialami oleh penderita Alexithymia dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
- Sulit untuk berbicara tentang emosinya sendiri.
- Sering dianggap oleh orang lain sebagai sosok yang terlalu logis, tidak sentimentil, tidak bersahabat karena kurang empati.
- Akan merasa bingung dengan reaksi emosional orang lain.
- Memberikan jawaban yang bertele-tele untuk suatu pertanyaan yang sederhana.
- Jarang melamun atau berimajinasi tentang prospek dirinya di masa depan.
- Memiliki reaksi yang tenang mengenai karya seni, sastra, dan musik.
- Membuat keputusan pribadi berdasarkan prinsip, bukan perasaan.
- Kadang menderita gangguan fisiologis seperti sakit perut, muka memerah, sakit kepala.
Untuk mengetahui kondisi ini biasanya berdasarkan pada variabel karakteristik yang diukur oleh peneliti dan psikolog melalui kuesioner.
Setiap jawaban memiliki nilai tertentu, nantinya nilai dari total kuesioner ini akan dianalisis untuk menunjukkan ada atau tidaknya Alexithymia dalam diri orang tersebut.
Orang dengan Alexithymia akan merasakan banyak efek, termasuk sering stres, suka marah-marah, hidupnya terasa seperti membingungkan, tidak nyaman, dan beberapa gejala lainnya. Hidupnya merasa terpuruk, padahal sebelumnya tampak normal-normal saja.
Penyebab Alexithymia
Penderita Alexithymia dipicu karena pasca traumatik yang pernah dialaminya. Fungsi kognitifnya dapat terganggu dan selalu merasa aneh dalam merasakan pengalaman yang hampir sama.
Keberadaan dan studi Alexithymic dimulai pada 1970-an. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita Alexithymia lebih dominan pada pria dibandingkan dengan wanita. Gangguan ini terjadi saat seseorang pernah mengalami kecelakaan.
Jenis-Jenis Alexithymia
Saat ini, diketahui ada 2 jenis Alexithymia, yaitu:
- Alexithymia state, biasanya memiliki sebab yang spesifik dan merupakan kondisi sementara. Salah satu contoh penyebab paling umum dari kondisi ini adalah post traumatic stress disorder (PTSD) akibat peristiwa mengerikan yang dialaminya.
- Alexithymia trait, yaitu suatu karakteristik yang melekat dalam kepribadian seseorang. Tipe ini bisa disebabkan oleh bawaan atau peristiwa yang terkait di usia dini, misalnya penyalahgunaan atau penelantaran.
Cara Mengobati Alexithymia
Pada dasarnya, Alexithymia sama halnya dengan depresi atau stress. Gangguan ini dapat diterapi dengan cara konsultasi untuk mengembalikan rasa percaya dirinya saat bersosialisasi dengan orang lain.
Pasien akan bertemu dengan dokter atau psikolog untuk melakukan terapi itu dengan rutin. Perlahan-lahan pasien diajak berkomunikasi dan menjalani sejumlah terapi lainnya yang aman.
Kalau tidak pernah melewatkan sesi konsultasi, Anda bisa kembali pulih dalam beberapa tahun ke depan.