Perlu diketahui saat ini sebagian besar sekolah di Indonesia menggunakan metode Montessori sebagai dasar pembelajaran yang ramah untuk anak. Hal ini karena ada 10 prinsip utama Montessori yang memiliki keunggulan sesuai dengan tumbuh dan kembang anak. Menurut Maria Montessori, 10 prinsip utama montessori mengandung prinsip-prisnip pendidikan yang lebih rasional dan lebih tepat untuk diterapkan. Melalui serangkaian tahap perkembangan yang dirancang secara tepat dan spesifik
Dia meyakini, anak-anak akan mengalami perubahan dan memerdekakan kepribadian anak. Berikut ini deskripsi singkat 10 prinsip utama montessori.
1. The Absorbent Mind
Maria Montessori menyebutnya sebagai the absorbent mind/pikiran yang mudah menyerap. Kemampuan anak sangat mudah menyerap informasi dari sekitar lingkungannya.
Perlu diketahui, 80% struktur otak mereka berkembang salah satunya dalam menyerap bahasa. Bahasa yang diserap oleh bayi berasal dari ritme, bunyi dan kosa kata ibunya secara alami dan tidak sadar.
2. Sensitive Periods
Pada periode ini anak mempelajari lebih spesifik kehidupan mereka dengan menunjukkan ketertarikan mereka yang kuat terhadap sesuatu yang baru. Hal baru itu bisa diperoleh dari aktivitas dan benda yang berada di sekitarnya.
Periode ini bisa dilihat juga dari kecenderungan anak melakukan aktivitas tertentu daripada bermain. Misalnya, anak perempuan umur 4 tahun lebih suka menggambar daripada bermain boneka.
3. Prepared Environment
Periode inimasih berkaitan dengan sensitive periods sehingga orang dewasa harus lebih teliti dalam mendukung lingkungan belajar anak. Hal ini bertujuan agar anak dapat melakukan pembelajaran lebih mandiri dan berkesempatan untuk mengeksplorasi kegiatan.
Misalnya, menyiapkan rak khusus peralatan menggambarnya yang sesuai dengan tinggi badannya. Tujuannya agar anak dapat mengambil material tersebut dengan mandiri sehingga bisa menumbuhkan kepercayaan diri mereka.
4. Follow The Child
Di dalam menerapkan prinsip “Follow The Child”, orang dewasa perlu melakukan observasi terhadap apa yang menjadi kecendrungan dan kesukaan anak. Periode ini sebetulnya mengajarkan orang dewasa untuk bisa memberikan perhatian lebih atas apa yang paling menjadi kesukaan anak.
5. Individual Differences
Penting sekali untuk mendikte pikiran orang dewasa bahwa setiap anak adalah unik. Ini artinya setiap anak lahir dari orang dewasa yang berbeda dan tentunya mereka memiliki kelebihan dan minat yang berbeda.
Bahkan anak yang lahir dari rahim yang sama pun memiliki kepribadian yang berbeda. Ketika sudah meyadari hal ini, orang dewasa hendaknya menyediakan kebutuhan anak dengan berfokus untuk merealisasikan keinginan mereka.
6. Concrete to Abstract
Anak usia 0-6 tahun masih dalam tahap berpikir konkret. Namun kita sebagai orang dewasa lebih banyak mengenalkan sesuatu yang bersifat abstrak sehingga anak kesulitan dalam memahami sebuah konsep.
Penting bagi orang dewasa untuk mengetahui bahwa anak-anak belajar sesuatu dengan mudah melalui semua pancaindera. Seperti yang dilakukan Montessori, anak belajar bahasa dan matematika dengan cara yang konkret.
7. Hands–on Learning
Perbedaan mendasar metode Montessori dengan metode lainnya adalah anak belajar melalui seluruh pancainderanya. Montessori mendorong anak untuk bebas memilih aktivitas yang ingin mereka lakukan, seperti memisahkan kancing baju sesuai dengan warna.
8. Control of Errors
Montessori mengingatkan bahwa anak juga bisa membuat orang dewasa kesal. Namun Montessori memiliki kontrol kesalahan sehingga anak dapat memecahkan masalahnya tanpa dibantu oleh orang dewasa.
Contohnya, saat anak menggunakan Pink Tower tidak akan bisa disusun dari yang paling kecil. Anak akan belajar kesalahan dalam menyusun material dan mencoba menyusunnya kembali hingga menemukan cara yang paling benar.
9. Freedom with Limits
Anak-anak dengan tingkahnya yang lucu kerap membuat orang dewasa tidak berdaya dalam menghadapinya. Perlu diingat, anak-anak diberikan kebebasan tetapi kebebasan lingkungan belajar mereka juga harus dihargai.
Misalnya, saat anak-anak yang suka menggambar ingin mencoba mencoret tembok. Saat dituruti tembok akan menjadi kotor sehingga perlu mengeluarkan uang. Dalam kasus ini, orang dewasa harus konsisten dengan mengalihkan anak ke media lainnya.
10. Respect to Child
Montessori mengajarkan tugas utama orang dewasa adalah bersikap rendah hati dihadapan anak. Menghargai anak-anak juga merupakan fondasi mendasar Montessori. Orang dewasa juga perlu memberikan rasa hormat dengan cara menawarkan hal yang paling anak sukai.
Itulah, prinsip-prinsip paling mendasar yang perlu diketahui orang dewasa. Jadi, dalam metode montessori anak-anak menjadi student center bukan lagi teacher center. Hal ini karena anak-anak dibantu untuk melatih kemandirian, memberikan kebebasan anak melakukan apa yang disukainya.